Senin, 21 November 2016

Adult Stories (18++) Part 5

 Kupacu Kantong Menyanku Mendaki Jurang Terjal Penuh Kenikmatan

Adult Stories (18++) Ketika aku pulang dari kantor suasana jalanan masih macet. Alamat kantorku berada di daerah Harmoni. Hanya pada jam-jam sibuk tentu saja akan macet total. Langit telah terlihat mendung, namun dugaanku sore sampai malam ini tidak akan turun hujan. Dg langkah sedang @ku keluar kantor dan berjalan ke arah Juanda, rencana naik bis dari sana saja. Maklum karyawan baru, jadi masih naik Mercy dg kapasitas besar. Sampai di Juanda @ku cari bis kota tujuan ke Senen. Sebentar kemudian datang bis kota y@ng telah miring ke kiri. @ku naik dan menyelinap ke dalam. Aroma di dalam baswey sungguh luar biasa. Segala macam aroma ada di sana. Mulai dari parfum campur keringat sampai bau asap dan lain-lainnya. Tak lama @ku sampai di Senen. Turun di Pasar Senen dan masuk ke dalamnya. 

Adult Stories (18++) Ada beberapa barang y@ng harus kucari. Putar sana putar sini nggak ketemu juga y@ng kucari. Malahan digodain sama kapster-kapster di salon lantai II. Dg kata-kata y@ng menjurus mereka merayuku untuk masuk ke salonnya. Kubalas saja godaan mereka, toh @ku juga lagi nggak ada keperluan ke salon. Sekedar membalas dan menyenangkan mereka y@ng merayu untuk sekedar gunting, facial / creambath. Akhirnya kuputuskan untuk cari di Atrium saja. @ku nyeberang di dekat jembatan lay@ng. Memang budaya tertib sangat kurang di negara ini. Senangnya potong kompas dg mengambil resiko. Baru saja kakiku melangkah masuk ke dalam Atrium, mat@ku tertuju pada seorang wanita setengah baya, kutaksir umurnya tiga puluh lima tahun. Ia mengenakan blazer hijau dg blouse hitam. Pandangannya kesana kemari dan gelisah seolah-olah menunggu seseorang. @ku lewat saja di depannya tanpa ada suatu kesan khusus. 

Adult Stories (18++) Sampai di depannya dia menyap@ku. “Maaf Mas mengganggu sebentar. Jam berapa sekarang?” tanyanya halus. Dari logatnya kutebak dia orang Jawa Tengah, seQtar Solo. “Aduh, sorry juga Mbak, saya juga tidak pakai jam,” sambil kulihatkan pergelangan tanganku. “Mbak mau kemana, kok kelihatannya gelisah?” tany@ku lagi. “Lagi tunggu teman, janjian jam setengah lima kok sampai sekarang belum muncul juga” jawabnya. “Ooo. . ” komentarku sekedar menunjukkan sedikit perhatian. “Mas mau kemana, baru pulang kantor nih?” dia balik bertanya. “Iya, mau beli sesuatu, tadi cari di Proyek nggak ada, kali-kali aja ada di Atrium”. Akhirnya meluncurlah dari mulut kami beberapa pertanyaan basa-basi standar. “Oh ya dari tadi Qta bicara namun belum tahu namanya, saya Vera,” katanya sambil mengulurkan tangan. “Anto,” sahutku pendek, “OK Vera, saya mau jalan dulu cari barang y@ng saya perlukan”. “Silakan, saya masih tunggu teman di sini, barangkali dia terjebak macet / ada halangan lainnya”. 

Adult Stories (18++)  Kami berpisah, saya masuk ke dalam dan langsung ke Gunung Agung. Kulihat Vera masih menunggu di pintu Atrium. Setengah jam keliling Gunung Agung ternyata tidak ada barang y@ng kucari. Kuputuskan pulang saja, besok coba cari di Gramedia / Maruzen. @ku keluar dari pintu y@ng sama waktu masuk, arah ke Proyek. Kulihat Vera masih juga berdiri di sana. Kuhampiri dia dan kutanya. “Masih ada disini, belum pulang?”. “Ini mau pulang, besok aja kutelpon dia ke kantor,” jawabnya. Waktu itu, tahun 2000, HP masih menjadi barang mewah y@ng tidak setiap orang bisa memilikinya. “Mbak naik apa?” “Oh, saya bawa mobil sendiri, meskipun butut”. “OK, kalau begitu saya pulang, saya naik Mercy besar ke Kampung Melayu”. Dia kelihatan agak berpikir. Baru pada saat ini @ku mengamati dia dg lebih teliti. Tingginya kutaksir 158 cm, kulitnya kuning kecoklatan, khas wanita Jawa dg perawakan seimbang. 

Adult Stories (18++) Rambutnya berombak sebahu, matanya agak lebar dan dadanya standar, 34. “Kenapa, something wrong?” kat@ku. “Nggak, nggak @ku juga mau jalan lagi suntuk. Rumah saya di Cinere, jam segini juga lagi full macet” sambil memandangku dg tatapan y@ng sulit kutafsirkan. “Boleh saya temani,” sahutku asal saja. Jujur @ku hanya asal berkata saja tanpa mengharap apapun. Dia menatapku sejenak dan akhirnya. . “Boleh saja, kalau nggak mengganggu” jawabnya. Kami menuju basement tempat parkir mobilnya. Dia memberikan kunci mobilnya pad@ku. “Bisa bawa mobil kan?” tanyanya. @ku terkejut, karena @ku memang bisa nyetir mobil namun masih belum lancar sekali dan tidak punyai SIM. “Aduh, so. . Sorry, jangan @ku y@ng bawa. @ku nggak punya SIM,” kat@ku mengelak. “Baiklah kalau begitu, biar @ku sendiri y@ng bawa,” katanya sambil tersenyum. Vera naik mobil dan membukakan pintu sebelah kiri depan dari dalam. Mobilnya Suzuki Carry warna merah maron. Kulihat di atas jok tengah berserakan map dan kertas. “Kemana Qta?” katanya. “Terserah ibu sopir saja, asal jangan ke Bogor, jauh” sahutku bercanda. “Qta ke Monas saja deh” katanya sambil terus tetap menyetir. Karena dia mengenakan rok span selutut, jadinya waktu duduk menyetir agak ketarik ke atas, pahanya terlihat sedikit. @ku menelan ludah. Monas terlihat sepi sore ini, jam di dashboard menunjukkan 17. 55. 

Adult Stories (18++) Hanya ada beberapa mobil y@ng parkir di pelataran parkir. Vera memarkir mobilnya agak jauh dari mobil lainnya. Ia mematikan kontak dan membuka jendela. Kami tetap duduk di dalam mobil. “Uffh, hari y@ng melelahkan”. Vera menyandarkan tubuh dan kepalanya pada jok mobil. Blazernya tidak dikancingkan sehingga dadanya kelihatan menonjol. “Ngomong-ngomong Mas Anto ini kerja di mana?” “Karyawan swasta, kantornya di Harmoni, Mbak Vera sendiri di mana?” balasku. “Saya agen sebuah Asuransi BUMN, rencananya tadi dg teman saya, Dewi, akan prospek di sebuah kantor di Kramat, makanya janjian di Atrium. Eh, dianya nggak datang. Eh, bagaimana kalau Qta masing-masing panggil dg nama saja tanpa sebutan basa-basi supaya lebih akrab. Toh umur Qta nggak jauh berbeda. @ku tiga puluh lima, kutaksir kamu paling-paling tiga puluh”. Ternyata taksiranku tepat, taksirannya meleset. 

Adult Stories (18++)  Waktu itu umurku sendiri baru dua puluh lima. Mungkin karena warna kulitku agak gelap dan berkumis maka wajahku kelihatan lebih tua. Namun menurut teman-temanku baik perempuan /pun laki-laki, dg wajah cukup ganteng, tinggi 170 cm, perawakan tegap, berkumis dan dada berbulu @ku termasuk idaman wanita. Vera ternyata seorang janda dg satu anak. Ketika kutanya kenapa dia bercerai, air mukanya berubah dan ia menghela napas panjang. “Telahlah, itu kenangan buruk dari masa laluku, tak usah dibicarakan lagi” katanya. “Baiklah, maaf kalau telah menyinggung perasaanmu,” kat@ku. Senja semakin merambat, lampu jalan telah mulai dinyalakan mengalahkan 

Adult Stories (18++) Vera terlihat sangat lelah, namun bibirnya dipaksakan tersenyum. Entah bagaimana mulanya tiba-tiba saja tangan kananku telah kulingkarkan di lehernya dan kurengkuh ia ke dalam pelukanku. Kucium bibir tipisnya dan ia membalasnya dg melumat bibirku lembut. Kami saling memandang dan tersenyum. “Anto, maukah kamu menemaniku ngobrol?” “Lho, bukankah sekarang ini Qta lagi ngobrol”. “Maksudku, Qta cari. . Nggh. . Tempat y@ng tenang”. Kucium bibirnya lagi dan ia membalas lebih panas dari ciuman y@ng pertama tadi. Tanpa kujawab mestinya ia telah tahu. “Ayo Qta berangkat,” ajaknya sambil menghidupkan mesin mobil. “Baiklah Qta ke arah Tanah Abang saja yuk,” jawabku. Dari Monas kami menuju ke Tanah Abang. Kami sempat terjebak kemacetan di seQtar Stasiun Tanah Abang. Akhirnya kuarahkan dia ke Petamburan. Kulihat dia ragu-ragu untuk masuk ke halaman sebuah hotel. “Ayolah masuk saja, nggak apa-apa kok. Hotelnya cukup bersih dan murah” kat@ku meyakinkannya. “Bukan apa-apa. @ku hanya tidak ingin mobilku terlihat secara mencolok di halaman hotel” sahutnya. Akhirnya kami menbisakan tempat parkir y@ng cukup terlindung dari jalan umum. Setelah membereskan urusan di front office, kami masuk ke dalam kamar. Kuamati sejenak keadaan di dalam kamar. 

Adult Stories (18++)  Di dinding sejajar dg arah ranjang dipasang cermin selebar 80 cm memanjang sepanjang dinding. @ku tersenyum dan membatin rupanya hotel ini memang dipersiapkan khusus untuk pasangan y@ng mau kencan. “Kamu sering masuk ke sini, To? Kelihatannya telah familiar sekali” tanyanya. “Nggak juga. Namanya nginap di hotel kan tahapannya standar aja. Lapor ke front office, serahkan ID, bayar bill untuk semalam lalu ambil kunci kamar. Beres kan?” “Kalau lagi prospek, bagaimana pengalamanmu. Sering dijahili klien nggak” tany@ku memancing. “Yahh, ada juga y@ng iseng. Namun kalau orangnya oke, boleh juga sih. Telah bisa komisi plus tip plus enak gila”. Ternyata beginilah salah satu sisi dunia asuransi. Saya nggak menghakimi, tenamun semua itu kembali tergantung pada orangnya. “Aduh, kalau begitu saya nggak bisa kasih tip. Qta pulang saja yuk” kat@ku pura-pura serius. “Huussh. . Kamu kok nganggap saya begitu sih”. Kami berbaring berjejer di ranjang y@ng empuk. Vera tengkurap di sebelahku dan menatapku sejenak, lalu ia mendekatkan mukanya ke muk@ku dan mencium bibirku. @ku membalas dg perlahan. 

Adult Stories (18++) Vera terus menciumiku sambil melepas blazernya. Kaki kirinya membelit kakiku. Tangannya merayap di atas kemej@ku dan mulai melepas kancing serta menariknya sehingga dad@ku terbuka. Vera semakin terangsang melihat dad@ku y@ng berbulu. Ia membelai-belai dad@ku dan sekali-sekali menarik perlahan bulu dad@ku. “Simbarmu iku lho To, bikin @ku. . Serr” bisiknya. Simbar adalah sebutan bulu dada dalam bahasa Jawa. “Mandi dulu yuk” kat@ku. “Nggak usah, nanti aja. Bau tubuhmu lebih merangsang daripada bau sabun bahkan parfum” katanya. Bibirnya bergeser ke bawah dan kini ia menciumi leherku. @ku menggelinjang kegelian sekaligus nikmat. Napas kami mulai berat dan memburu. Sambil terus menciumi dad@ku, Vera melepaskan blousenya. Kulihat buah dadanya y@ng masih kenyal dan padat terbungkus bra warna merah jambu. Seksi sekali. 

Adult Stories (18++) Tangannya bergerak ke bawah, membuka kepala ikat pinggangku, melepas kancing celana dan menarik ritsluitingku dan langsung menariknya ke bawah. @ku sedikit mengangkat pantatku membantu gerakan tangannya membuka celan@ku. Kini tangannya bergerak ke belakangnya, tidak lama kemudian roknya telah merosot dan hanya dg gerakan kakinya rok tersebut telah terlepas dan terlempar ke lantai. Tangan kananku bergerak ke punggungnya dan terdengar suara “tikk” kancing pengait branya telah terlepas. @ku melepas branya dg sangat perlahan sambil mengusap-usap bahu dan lengannya. Vera mengangkat tangannya dari tubuhku dan akhirnya terlepaslah bra merah jambu y@ng dipakainya. Buah dadanya berukuran sedang, taksiranku 34 saja, terlihat kenyal dan padat. Urat-uratnya y@ng membiru di bawah kulit terlihat sangat menarik seperti alur sungai di pegunungan. Putingnya y@ng merah kecoklatan menantangku untuk segera mengulumnya. Payudara sebelah kanan kuisap dan kukulum, sementara sebelah kirinya kuremas dg tangan kananku, demikian berganti-ganti. 

Adult Stories (18++) Tangan kiriku mengusap-usap punggungnya dg lembut. Vera mengerang dan merintih ketika putingnya kugigit kecil dan kujilat-jilat. “Ououououhh. . Nghgghh, Anto teruskan. . Ouuhh. . Anto” Payudaranya kukulum habis sampai ke pangkalnya. Vera menghentakkan kepalanya dan menjilati teling@ku. @kupun telah merangsang hebat. Senjat@ku telah mengeras dan kepalanya telah nongol di balik celana dalamku. Vera melepaskan diri dari pelukanku dan kini ia y@ng aktif menjilati dan menciumi tubuhku bagian atas. Dari leher bibirnya menyusuri dad@ku, menjilati bulu dad@ku dan. . “Oukhh, Vera. . Yachh. ” @ku mengerang ketika mulutnya menjilati puting kiriku. Kini bibirnya pindah ke puting kananku. @ku mendorong tubuhnya, tak tahan dg rangsangan pada puting kananku. Vera semakin ke bawah, ke perut dan terus ke bawah. Digigitnya meriamku y@ng masih terbungkus celana dalam. Tangannya juga bergerak ke bawah, menarik celan@ku sampai ke lutut dan akhirnya menariknya ke bawah dg kakinya. @ku tinggal memakai kemeja saja y@ng kancingnya juga terbuka semua. 

Adult Stories (18++) Vera memandangku dan mengangguk ketika kepalanya ada di atas selangkanganku. @ku juga mengangguk. @ku memang tidak pernah meminta wanita y@ng kutiduri untuk mel@kukan oral sex. @ku sendiri tidak terlalu suka mel@kukan oral sex pada setiap wanita. Ada type-type wanita tertentu y@ng kuberikan service khusus ini. Jika mereka mau mel@kukannya biarlah mereka y@ng berinisiatif. Kepalanya kemudian bergerak ke bawah. Ia mengisap-isap buah zakarku dan menjilatinya sampai ke titik 2 cm di dekat anusku. @ku baca titik itu adalah titik Kundalini. @ku tidak tahan dg perl@kuannya. Kututup muk@ku dg bantal. Kugigit bibir bawahku sampai terasa sakit. Tiba-tiba meriamku seperti kena setrum y@ng besar ketika lidah Vera menjilat kepalanya. Secara refleks kukencangkan otot perutku sehingga meriamku juga ikut bergerak-gerak. Puny@ku memang tidak terlalu besar. Rata-rata saja untuk ukuran umum, namun ternyata beberapa wanita y@ng pernah merasakannya sangat puas. Kulepas bantal y@ng menutup muk@ku dan kubuka mat@ku. Kulihat Vera dg asyiknya menjilat, menghisap dan mengulum meriamku. Kadang-kadang ia melihat ke arahku dan tersenyum kecil. @ku terpekik kecil setiap lidahnya y@ng runcing menjilat lubang kencingku. 

Adult Stories (18++)  Syaraf-syarafku di sana terasa mau putus. Vera melepaskan kepalanya dari selangkanganku dan tangannya melepas celana dalamnya sendiri dg cepat. Kembali bibirnya menyambar bibirku. Kubalas dg ganas dan kudorong lidahku menggelitik rongga mulutnya. Lidahku kemudian diisapnya dg kuat. @ku hampir tersedak. Tangannya mengembara ke selangkanganku dan kemudian meremas dan mengocok meriamku. Meriamku semakin tegang dan keras. “Ouououhhkk. . Puaskan @ku. Berikan @ku kenikmatan” ia memekik tertahan. Tidak lama kemudian tangannya memegang erat meriamku dan kurasakan pantat dan pinggul Vera bergerak-gerak menggesek meriamku. Dan kemudian. . Blesshh. Kepala meriamku masuk ke dalam gua kenikmatannya. Terasa lembab namun masih kering dan sempit. Kurasakan dinding guanya berdenyut-denyut meremas kemaluanku. “Akhh. . Oukkhh” 

Adult Stories (18++) Vera mendongakkan kepalanya dan kujilati lehernya y@ng berada di depan wajahku. Ia terus menggoy@ngkan pantatnya sehingga sedikit demi sedikit makin masuk dan akhirnya semua batang meriamku telah terbenam dalam guanya. Vera menahan tubuhnya dg kedua tangannya di sampingku. Pantatnya bergerak maju mundur untuk menangguk kenikmatan. Kadang gerakannya berubah kadang menjadi ke kanan ke kiri dan kadang berputar-putar. Sesekali gerakannya menjadi pelan dan pantatnya naik agak tinggi sehingga hanya kepala meriamku berada di bibir guanya dan bibir guanya kemudian berkontraksi mengurut kepala meriamku. Kemudian ia hanya pelan menggesek-gesekkan bibir guanya pada kepala meriamku sampai beberapa kali dan kemudian dg cepat ia menurunkan pantatnya hingga seluruh batang meriamku tenggelam seluruhnya. Ketika batang meriamku terbenam seluruhnya badannya bergetar dan kepalanya bergoy@ng ke kanan dan kekiri. Napasnya mulai tersengal-sengal dan memburu. Kunaikkan punggungku dg bertopang pada siku. Kuisap puting buah dadanya y@ng telah membatu. 

Adult Stories (18++) Gerakannya semakin liar dan berat. Tanganku kini memeluk punggungnya seolah-olah seperti menggantung pada badannya. Kulengkungkan bagian atas tubuhku mendekat ke tubuhnya. Berat badanku kutumpukan pada punggungku. Tangannya y@ng menahan berat badanya kemudian dilepaskan dan memeluk diriku rapat-rapat. Kini gerakannya pelan namun sangat terasa. Pantatnya naik ke atas kadang sampai meriamku lepas, namun kemudian ia menurunkan lagi dg pelan dan kusambut dg gerakan pantatnku ke atas. Kembali meriamku menembus guanya, guanya berdenyut sehingga seluruh batang meriamku mulai dari pangkal hingga ke ujung seperti diurut. Baru kali ini @ku merasakan denyutan dinding vagina y@ng begitu kuat. Ada beberapa wanita y@ng bisa mel@kukannya namun kali ini benar-benar luar biasa. Melebihi wanita Madura y@ng pernah kurasakan. @ku sendiri belum mengerahkan otot kemaluanku untuk berkontraksi, kubiarkan saja sampai ia mencapai puncak terlebih dahulu. 


Adult Stories (18++) Tangannya meremas dan menjambak rambutku, punggungnya melengkung menahan kenikmatan. Mulutnya merintih dan mengerang keras. Kupikir mungkin terdengar sampai keluar kamar. Emangnya gua pikirin! Paling y@ng dengar jadi kepengin. “Anto. . Ouhh Anto, @ku mau nyampai, @ku mau kelu. . ar” “Sshh. . Shh” “Anto sekarang ouhh. . Sekarang” ia memekik. Tubuhnya mengejang rapat diatasku dan kakinya membelit kakiku. Mulutnya mencari-cari bibirku dan kusambar agar ia tidak merintih terlalu keras lagi. Vaginanya berdenyut kuat sekali dan pantatnya menekan ke bawah dg keras hingga meriamku terasa sakit. Vaginanya terasa becek, namun tidak menyembur seperti y@ng banyak diceritakan orang. Kupikir mereka itu pembohong kalau menceritakan orgasme wanita y@ng sampai memancar seperti air mani. Kupeluk punggungnya dan kuurut dg kuat mulai dari belakang leher sampai ke pinggangnya. Tubuh Vera mulai melemas di atas badanku. Keringatnya menitik di sekujur pori-porinya. 

Adult Stories (18++) Kemaluanku y@ng masih menegang keras di dalam vaginanya. Vera sepertinya sengaja membiarkannya dalam posisi seperti itu. “Terima kasih Anto. Kau sungguh hebat sekali. @ku nggak tahan lagi” ia berbisik di teling@ku. @ku diam saja sambil mengelus-elus punggungnya. Kuciumi rambutnya. Kupikir akan kupuaskan dia sampai tak bertenaga. Akhirnya Vera bangun setelah napasnya teratur menghela napas dalam-dalam. Ia masuk ke dalam kamar mandi dan kudengar suara shower. Namun kedengarannya ia tidak mandi, hanya membasuh vaginanya saja. Sementara @ku mencoba memejamkan mata sebentar untuk berkonsentrasi dan mengumpulkan tenaga. Ia keluar sambil menenteng gayung, sabun dan handuk. Dg perlahan ia membasuh dan membersihkan kemaluanku y@ng masih agak tegang karena belum mencapai puncaknya. Karena terkena air, maka kemaluanku kontan saja mengkeret dan mengecil ke ukuran normal. 

Adult Stories (18++) Vera kembali ke dalam kamar mandi mengembalikan gayung dan sebentar keluar lagi. @ku duduk menyelonjorkan kaki di atas ranjang dan merapikan kemeja y@ng tetap kupakai selama bercinta babak pertama tadi. Vera memelukku dari belakang dan menciumi tengkukku. @ku merinding oleh ciumannya. Tangannya mempermainkan bulu dad@ku. Kelihatannya ia sangat suka. Vera menarik kemeja y@ng kukenakan dan akhirnya sekarang @ku bugil 100%. Dadanya y@ng keras menekan punggungku. Kuputar tubuhnya sedemikian sehingga kami berhadapan. Kucium bibirnya dan kuremas buah dadanya. Ia merintih, nafsunya mulai bangkit. 


Adult Stories (18++) Kubalikkan lagi tubuhnya sehingga membelakangiku. Kuciumi tengkuk, cuping telinga dan leher belakangnya. “Ouhh jangan kau siksa @ku. . Ayo Qta lanjutkan lagi say. . ” Kami kembali berbaring miring ke kiri dalam posisi Vera tetap membelakangiku. Kuremas dadanya dg kuat, kupilin putingnya. Kemaluanku y@ng belum menembakkan pelurunya dg cepat mengeras kembali. Mulutnya mencari bibirku ketika bibirku menjilati lehernya pada bagian samping. Kami berciuman dalam posisi miring. Kuangkat kaki kanannya dan kucoba memasukkan kemaluanku ke dalam vaginanya dari belakang. Beberapa kali kucoba dan gagal. Akhirnya Vera mencondongkan pantatnya dan menjauhkan tubuh bagian atasnya dari tubuhku. 


Adult Stories (18++) Dalam posisi demikian @ku bisa menembus guanya meskipun dg berjuang keras. Kudorong pantatku maju mundur dg pelan namun bertenaga. Meskipun tanpa kontraksi dalam posisi demikian terasa sempit sekali vaginanya. Kuputar tubuhnya hingga ia berada di atasku. Dari bawah kugenjot vaginanya. Kupikir tadinya akan mudah, ternyata sangat sulit. Tubuhku tidak bisa bergerak dg leluasa. Vera mengerti kesulitanku. Ia melepaskan pelukanku dan berjongkok tetap membelakangiku. Tak berapa lama kembali ia memainkan kontraksi otot vaginanya. @ku tetap membiarkannya ia kontraksi sendirian. Vera menaikturunkan pantatnya dan rasa nikmat menjalari tubuh kami berdua. Kadang pantatnya menggantung dan giliranku untuk memompa dari bawah. Demikian dalam posisi ini kami bertahan beberapa saat sampai akhirnya. “Gila kamu To, @ku keluar lagi. . Oukhh” Ia berteriak dan melengkungkan badannya, lalu merebahkan badannya telentang dan menekan kemaluanku sampai amblas. Tangannya mencengkeram sprei. Sunyi sejenak tanpa ada suara apapun kecuali napas Vera y@ng terengah-engah. 


Adult Stories (18++) Vera memutarkan tubuhnya tanpa melepaskan kemaluanku, sehingga ia bisa berada dalam posisi berhadapan di atasku. “Luar biasa kamu Anto, @ku puas sekali malam ini” “@ku y@ng belum puas, kini giliranku menbisakan kepuasan”. Kugulingkan badannya sehingga kini @ku y@ng berada di atas mengendalikan permainan. Kusodokkan kemaluanku ke dalam kemaluannya dg satu hentakan keras sehingga ia melenguh. “Uuuhh. . Tahan dulu To, @ku masih lelah” katanya. @ku tak pedulikan permintaannya, tetap kusodokkan kemaluanku dg pelan dan mantap sampai akhirnya kemaluanku menjadi sangat keras. Vera akhirnya kembali terangsang setelah beberapa saat kugerakkan kemaluanku. Kucabut kemaluanku, kutahan dan kukeraskan ototnya kemudian pelan-pelan kugesekkan dan kemudian kumasukkan kepalanya saja ke bibir guanya y@ng lembab dan merah. Vera terpejam menikmati kontraksi kemaluanku pada bibir kemaluannya. “Kenapa dari tadi nggak kau mainkan. . Hggk”. Dia menjerit tertahan ketika tiba-tiba kusodokkan kemaluanku sampai mentok ke rahimnya. Kumaju mundurkan dg pelan setengah batang sampai beberapa hitungan kemudian kusodokkan dg kuat sampai semua batangku amblas. 


Adult Stories (18++) Vera menggerakkan pinggulnya memutar dan naik turun sehingga kenikmatan y@ng luar biasa sama-sama kami rasakan. Kusedot payudaranya sampai ke pangkalnya dan kumainkan putingnya dg lidahku. Dalam posisi kemaluanku terbenam seluruhnya @ku diam di atas tubuhnya, menciumi bibir, leher dan payudaranya serta menggerakkan otot kemaluan. Hasilnya luar biasa. Vera seperti orang y@ng mau menangis menahan kenikmatan hubungan ini. Vera mengimbanginya dg kontraksi pada dinding vaginanya. Ia meringis dan memukul-mukul dad@ku seperti histeris. “Auuhkhh. . Terus. . Teruskan. . Anto. . Nikmat. . Ooh” Kini kakiku berada di luar kedua kakinya sehingga kedua kakiku menjepit kakinya. Masih tetap dalam posisi diam, hanya otot 

Adult Stories (18++) Ternyata vaginanya memang luar biasa, meskipun telah becek namun cengkeramannya masih sangat ketat. @ku menghentikan kontraksiku dan mulai menggenjot lagi. Vera seperti seekor kuda betina y@ng melonjak-lonjak tubuhnya dan sukar dikendalikan. Akhirnya tidak ada suara apapun di dalam kamar itu selain desah napas kami y@ng memburu beradu dg suara paha bertemu dan derit ranjang. Keringat telah membanjir di tubuh kami. Kupacu kuda binalku mendaki lereng terjal y@ng penuh kenikmatan. Kami saling memagut, mencium dan menjilat bagian tubuh lawan bergumul. Kubuka lagi kedua kakinya, kini kakinya y@ng membelit pinggangku. 


Adult Stories (18++)  Matanya kadang terpejam kadang terbeliak. Badannya seperti menggantung di tubuhku. Kini @ku siap untuk menembakkan peluruku. “Vera, sebentar lagi Ver. . @ku mau keluar”. “Tungu say@ng, Qta sama-sama, tunggu. . “. . . Beberapa saat kemudian. . “Sekarang Ver sekarang. . Ouuhh” @ku mengejang ketika lahar kepuasan membersit dari kepundan kejantananku. “Anto. . Agghh” kakinya menjepit kakiku dan mengejang sehingga kejantananku seperti tertarik mau keluar. @ku tetap menahan agar kemaluanku tetap berada dalam vaginanya. Matanya terpejam, tangannya meremas rambutku, mulutnya menggigit dad@ku. 


Adult Stories (18++) Kemaluan kami saling berdenyut sehingga kenikmatan puncak ini terasa sampai beberapa detik. Setelah beberapa saat kemudian keadaan menjadi tenang. “Luar biasa kamu To, @ku bisa tiga kali orgasme” “Kamu juga hebat, empot ayammu membuat ketagihan” Akhirnya kami membersihkan diri dan check out. Sebelum keluar kamar kami saling bertukar nomor telepon. @ku menumpang mobilnya sampai di Gatot Subroto dekat Hilton. Vera ke arah Blok M dan @ku ke kawasan Jakarta Timur. Beberapa hari kemudian di kantor @ku dikejutkan suara operator y@ng nongol di ruanganku. “Pak Anto ada telepon dari asuransi, line 2,” katanya. “Thanks”. 

Adult Stories (18++) Kuambil gagang telepon, “Hallo, siang” kat@ku. “Hai Anto ingat @ku?” terdengar suara dari seberang. “Oh tentu, kuda binalku. Ada apa?” “Kemarin habis nurunin kamu, ban mobilku kempes, untung ada y@ng nolongin” “Habis kamu nyetirnya terlalu bernafsu, injak gas nggak kira-kira” kat@ku. Apa hubungannya gas dg ban kempes ya? “Nanti sore ketemu lagi ya. @ku telah nggak sabar menanti hasil kerjamu” Nanti sore kupikir boleh juga. Hari ini nggak banyak pekerjaan kok. Cerita kejadian nanti sore pikir dan bay@ngkan saja sendiri.

Adult Stories (18++) Part 4

 Pembangkit Nafsu Si Pembantu Seksi

Adult Stories (18++) Pembaca Cerita Dewasa, kali ini aku akan menceritakan pengalaman seksku dengan Astriastuti, dia seorang pembantu rumah tangga yang baru bekerja di rumah ibuku. Di kompleks perumahan ibuku, Astriastuti terkenal sebagai pembantu yang genit, ganjen, centil dan sebagainya. Dia sering gonta ganti pacar. Astriastuti baru berumur kurang lebih 22 tahun. Bodynya bagus, dengan payudara berukuran kira-kira 34D dan pantat bulat dan padat. Yang lebih menggairahkan adalah cara berpakaiannya. Dia kerap mengenakan kaos ketat dan celana model ABG sekarang yang memperlihatkan pinggul dan pusar. 

Adult Stories (18++) Wajahnya cukup manis, bibirnya sensual sekali. Aku sering menelan ludah kalau melihat bibirnya. Tugas Astriastuti adalah menjaga anak majikannya yang masih kecil-kecil. Kalau sore hari, dia selalu mengajak anak majikannya berjalan-jalan sambil disuapi. Nah, aku sering sekali berpapasan dengannya waktu dia sedang mengasuh Nabila (anak bungsu pasangan tempat Astriastuti bekerja). Nabila ini seorang anak yang lucu, sehingga kadang-kadang aku berhenti sebentar untuk mencubit pipinya. Suatu kali, seperti biasa aku bertemu dengan Astriastuti yang sedang mengasuh Nabila, dan aku berhenti sebentar untuk mencubit pipinya. Tiba-tiba Astriastuti nyeletuk, “Kok cuma Nabila yang dicubit Pak ” Aku sedikit terkesiap, “Haah ” dan aku memandang kepada Astriastuti. Dia sedang menatapku dengan kerlingan genit dan tersenyum menggoda. “Habis, kalau aku cubit pipi Mbak 

Adult Stories (18++) Astriastuti, aku takut Mbak Astriastuti marah, ” kataku. “Kalau cubitnya pelan-pelan, aku nggak marah kok Pak. Malah seneng, ” sahut Astriastuti. Kurang ajar anak ini, aku membatin, tapi mulai tergoda untuk memancingnya lebih jauh. “Kalau cuma cubit aku enggak mau Astriastuti. ” kataku. “Terus maunya apa Emang berani ” dia malah menantang. Benar-benar ganjen anak ini. “Aku maunya, cium bibir kamu yang seksi itu, boleh ” aku bertanya. Dia malah balik bertanya, “Cuma cium Enggak mau kalau cuma cium. ” Astaga, ini sudah keterlaluan. “Astriastuti, aku kan sudah punya isteri, emang kamu masih mau ” aku bertanya. “Yaa, jangan sampai isteri Pak Irwan tahu dong. 

Adult Stories (18++) Masak cuma Mbak Enny aja yang boleh ngerasain Pak Irwan. ” balas Astriastuti. Anda yang pernah membaca pengalamanku dalam cerita ‘Enny, Pembantu Yang Sexy’ pasti ingat dengan Enny. Aku agak kaget jg mendengar ucapan Astriastuti. Rupanya Enny curhat sama Astriastuti. Tapi, kepalang tanggung pikirku. “Jadi benar nih kamu mau Astriastuti ” aku memastikan. Astriastuti menjawab, “Siapa takut Kapan ” “Kamu bisanya kapan Astriastuti Aku sih kapan aja bisa, ” jawabku sambil melirik ke toketnya yang bagus itu. Waktu itu Astriastuti pake kaos ketat yang tipis, sehingga bra hitamnya membayang dan memperlihatkan lekuk yang sangat mengairahkan. Pembaca, terus terang waktu itu aku sudah “Konak”. Penisku kurasakan sudah mengeras. “Ya sudah, nanti malam aja Pak, kebetulan Bapak-Ibu mau ke Bogor, anak-anak mau diajak semua. ” kata Astriastuti. “Oke, nanti jam berapa aku ke rumahmu ” tanyaku. “Yaa, jam delapanan deh, ” jawab Astriastuti sambil membusungkan dadanya. Dia tahu aku sedang memperhatikan toketnya. 

Adult Stories (18++) Nafsuku menggelegak. “Kamu nantang benar sih Astriastuti, ya sudah, nanti jam delapan aku dateng. Awas nanti kamu ya. ” ancamku sambil tersenyum. Eh, dia malah menjawab, “Asal Pak Irwan kuat aja nanti malam. ” Sambil mengedipkan matanya dan bibirnya membuat gerakan mengecup. Ya ampuunn, bibirnya benar-benar seksi. Aku menyabarkan diri untuk tidak menggigit bibir yang menggemaskan itu. “Kalau gitu aku pulang dulu ya Astriastuti, sampai nanti malam ya. ” kataku. “Benar yaa. Jangan boong lho. Astriastuti tunggu ya sayang. . ” Astriastuti membalas. Malamnya, jam delapan, aku sudah berada di depan pagar rumah Astriastuti, lebih tepat rumah majikannya. Astriastuti sudah menungguku. Dia membukakan pintu pagar dan aku langsung masuk setelah melihat situasi aman, tidak ada yang melihat. Kami masuk ke dalam dan Astriastuti langsung mengunci pintu depan. 

Adult Stories (18++) Astriastuti memakai celana yang sangat pendek, dengan kaos ketat. Kulitnya cukup mulus walaupun tidak terlalu putih, namun dibandingkan dengan Enny, masih lebih putih Astriastuti. Aku tidak mau membuang waktu, langsung kudekap dia dan kuserbu bibirnya yang memang sudah lama sekali aku incar. Bibir kami berpagutan, lidah kami saling membelit, dipadu dengan nafas kami yang memburu. Tiba-tiba Astriastuti melepaskan ciuman kami, dan dia memegang ke2 pipiku sambil menatapku, lalu berkata manja. “Pak Irwan, kalau Pak Irwan mau ngewe sama Astriastuti, ada syaratnya Pak. ” Aku bingung jg, “Apa syaratnya Astriastuti ” tanyaku. “Pak Irwan harus panggil aku Mbak, terus aku panggil Pak Irwan Yayang. Gimana Mau nggak ” tanya Astriastuti sambil tangannya turun ke dadaku dan dia meremas dadaku dengan gemas. Pembaca, ini yang mengherankan, aku seorang yang sudah berusia di atas 40 tahun, punya isteri dan anak, jabatanku cukup tinggi di kantor, dan seorang pembantu rumah tangga yang berumur baru 22 tahun mencoba untuk menguasaiku, dan aku merasa senang. Aku mengangguk sambil menjawab, “Iya Mbak, aku mau. ” Sementara itu, penisku sudah ereksi dengan maksimal. “Sekarang, Yayang harus nurut apa yang Mbak bilang ya. ” perintah 

Adult Stories (18++) Astriastuti, maksudku Mbak Astriastuti. “Iya Mbak. ” jawabku pasrah. Lalu Mbak Astriastuti menuntunku ke kamarnya di bagian belakang rumah. Kami masuk ke kamar itu, Mbak Astriastuti menutup pintu dan sekarng dia yang memeluk dan menyerbu bibirku. Kembali kami berpagutan sambil berdiri, lidah saling belit dalam gelora nafsu kami. Mbak Astriastuti kembali melepaskan ciuman kami, dan berkata, ” Yaang, kamu jongkok dong. ” Aku menurut, aku berjongkok di depan Mbak Astriastuti. “Lepasin celana Mbak Yang, pelan-pelan ya Yaang. ” “Iya Mbak. ” cuma itu kata yang bisa aku keluarkan. Lalu akupun mulai menurunkan celana pendeknya yang tinggal ditarik saja kebawah karena dia memakai celana olahraga. Perlahan mulai tampak pemandangan indah di depan mataku persis. Pembaca, memeknya gundul tanpa bulu sedikitpun, dan montok sekali bentuknya. 

Adult Stories (18++) Warnanya kemerahan dan diatasnya terlihat clitnya yang jg montok. Mbak Astriastuti melibarkan pahanya sedikit, sehingga memeknya agak terkuak. Mbak Astriastuti mendongakkan wajahku dengan tangannya. Dan dia bertanya, “Gimana Yang Bagus nggak Memek Mbak ” “Iya Mbak. Bagus banget. Tembem. ” jawabku tersendat, karena menahan nafsu dalam diriku. “Yayang mau cium Memek Mbak ” tanyanya. “Mau Mbak. ” Aku tidak menunggu diperintah 2 kali. Langsung kuserbu Memek yang sangat indah itu. Mbak Astriastuti menaikkan sebelah kakinya ke atas tempat tidur, sehingga lebih terbuka ruang bagiku untuk mencium keharuman memeknya. Mula-mula hidungku menyentuh kelembaban memeknya, dan aku menghirup keharuman yang memabokkan dari Memek Mbak Astriastuti. 

Adult Stories (18++) Kususupkan hidungku dalam jepitan daging kenikmatan Memek Mbak Astriastuti. Mbak Astriastuti mengerang, “Aahh, Yayaanngg. Terusin Yang. ” Lalu kukecup memeknya dengan penuh kelembutan. Dan perlahan mulai keluarkan lidahku untuk menjelajahi bibir memeknya. Kugerakkan lidahku perlahan-lahan kesekeliling memeknya. Tanganku meremas-remas pantatnya. Sesekali lidahku menyapu klitnya, dan kujepit klitnya dengan ke2 bibirku. Tubuh Mbak Astriastuti mengejang sambil mendesah, “Aarrgghh. . Yayaanngg. . Ennaakk Yaanngg. . ” Ke2 tangan Mbak Astriastuti meremas rambutku sambil menekan kepalaku ke belahan pahanya. Wajahku terbenam di Memek 

Adult Stories (18++) Mbak Astriastuti, aku hampir tidak bisa bernafas. “Yaanngg. . Tunggu Yaang. Mbak nggak kuat berdiri Yang. ” Lalu Mbak Astriastuti merebahkan tubuhnya di kasur sambil melepaskan kaos dan branya. Dia terlentang di kasur. Aku berdiri dan ingin mulai melepas baju dan celanaku. “Jangan Yang, kamu jangan buka baju dulu. Jilatin Memek Mbak dulu Yang. ” perintah Mbak Astriastuti. Lagi-lagi aku nurut. Lalu Mbak Astriastuti kembali menekan kepalaku ke selangkangannya. uteruskan kegiatan mulut dan lidahku di pesona kewanitaan Mbak Astriastuti yang sangat indah kurasa. Kumasukkan lidahku ke dalam memeknya, dan kuputar-putar di dalam memeknya. Dia menggelinjang kenikmatan. Rambutku sudah berantakan karena diremas terus oleh Mbak Astriastuti. Sekitar sepuluh menit kujilati Memek Mbak Astriastuti dan memberinya kenikmatan sorgawi. 

Adult Stories (18++) Akhirnya dia menjerit tertahan, tubuhnya mengejang dan tangannya menekan kepalaku dengan kuatnya. “Aauugghh. . Yaanngg. Mbakk. . Kkeeluaarr Yaanngg” rintihnya. Pantat dan pingulnya bergerak memutar dengan liar dan tiba-tiba berhenti. “Sshh. . Oogghh. . Yaanngg. . Ennaakk banggeett Yaangg. ” Kusedot seluruh cairan yang membanjir dari Memek Mbak Astriastuti. Rasanya gurih dan wanginya harum sekali. Kurasakan becek sekali Memek Mbak Astriastuti waktu itu. Setelah berisitirahat kurang lebih sepuluh menit, Mbak Astriastuti bangun dan mulai membuka pakaianku. “Sekarang giliran kamu Yang. Mbak mau gigitin kamu” perintahnya. Setelah semua pakaianku lepas, 

Adult Stories (18++) Mbak Astriastuti memandang ke penisku yang sudah pusing dari tadi. Dia menggenggam penisku dengan gemas dan mulai mengocoknya dengan lembut. Kemudian aku disuruhnya telentang, lalu dia mendekatkan kepalanya ke penisku. Dikecupinya kepala penisku, dan lidahnya mulai menjelajahi bagian atas penisku. Astaga, permainan lidah Mbak Astriastuti luar biasa sekali. Dalam sekejap aku dibuatnya melayang ke angkasa. Kenikmatan yang diberikan melalui lidah dan mulutnya, membuatku mendesah dan menggelepar tidak karuan. Dari bagian kepala, lalu ke batang penisku dan bijiku semua dijilatinya dengan penuh nafsu. Sesekali bijiku dimasukkan ke dalam mulutnya. Sampai terbalik mataku merasakan nikmatnya. Ujung lidahnya jg menyapu bahkan menusuk anusku. Kurasakan lisAstriastutik yang menyengat ke sekujur tubuhku waktu lidah Mbak 

Adult Stories (18++) Astriastuti bermain di anusku. Sepuluh menit lamanya Mbak Astriastuti menjilati dan mengemut penis dan anusku. Kemudian dia merayap naik ke badanku, mengangkangiku, dan mengarahkan penisku ke memeknya. Perlahan dia menurunkan pantatnya. Kurasakan penisku mulai melakukan penetrasi ke dalam belahan memeknya yang sangat montok itu. Agak susah pada awalnya karena memang tembem sekali Memek Mbak Astriastuti. Setelah masuk semua, Mbak Astriastuti mulai menaik turunkan pantatnya. “Aauugghh, Mbak. Enak Mbak. ” rintihku. “Iya Yang, Mbak jg ngerasain enak. Adduuhh. Kontol kamu enak banget Yang. ” Dan Mbak Astriastuti mulai melakukan putaran pinggulnya. Pantatnya tidak lagi turun naik, melainkan pinggulnya yang berputar. Ini benar-benar membuat sensasi yang luar biasa nikmatnya. Mbak Astriastuti sangat pintar memutar pinggulnya. Aku mengimbangi gerakan Mbak Astriastuti dengan menusuk-nusukan penisku. Tapi, “Yaanngg. 

Adult Stories (18++) Kamu diem aja ya Yaangg. Biar Mbak aja yang muter. ” Akupun diam dan Mbak Astriastuti semakin liar memutar pinggulnya. Tidak lama kemudian, Mbak Astriastuti menghentikan putaran pinggulnya, dan kurasakan memeknya menyedot penisku. Serasa dipilin oleh gumpalan daging yang hangat, kenyal dan kesat. Lalu Mbak Astriastuti mengerang keras, “Yaanngg. . Aarrgghh. Mbak keluar laggii Yaanngg. . ” Mbak Astriastuti rebah di atas tubuhku, sementara memeknya terus menyedot penisku. Luar biasa sekali rasanya memek Mbak Astriastuti ini. Kemudian Mbak Astriastuti memberi perintah agar aku bergantian di atas. Aku menurut, dan tanpa melepaskan penisku dari dalam memeknya kami berubah posisi. Sekarang aku berada di atas. Mbak Astriastuti melingkarkan kakinya ke kakiku, sehingga aku tidak leluasa bergerak. Rupanya ini yang diinginkan oleh Mbak Astriastuti, agar aku diam saja. Mbak Astriastuti jg tidak menggerakkan pinggulnya, hanya kurasakan daging di dalam memeknya yang melakukan gerakan menyedot, memijit, memutar dan entah gerakan apa namanya. 

Adult Stories (18++) Yang pasti aku merasakan jepitan Memek yang sangat kuat namun enak sekali. Aku tidak dpt menggerakkan penisku di dalam memeknya. Jg tidak dpt menarik penisku dari dalam Memek itu. Tidak lama kurasakan Memek Mbak Astriastuti menyedot penisku. Lalu perlahan Mbak Astriastuti mulai memutar pinggulnya. Aku merasa sperti perahu yang berada di dalam lautan yang bergelora karena ada badai yang dahsyat. Dan semakin lama gelombang itu semakin kuat menggoncang perahu. Nafas kami sudah memburu, keringat sudah mengucur membasahi tubuh kami. Dan kurasakan Memek Mbak Astriastuti mulai berdenyut keras lagi, bersamaan dengan aku mulai merasakan desakan lahar dalam diriku yang menuntut untuk keluar dari tubuhku. Putaran pinggul Mbak Astriastuti semakin menggila, dan akupun membantu dengan menekan-nekankan pinggulku walaupun tidak terlalu bebas. “Oogghh. . Yaanngg. . Mbaakk nnggaakk kkuatt laaggi Yaanngg. . ” erang Mbak Astriastuti. Aku jg sudah tidak bisa menahan lagi desakan dari dalam itu, “Iyaa mbaakk. . Aakkuu juggaa. . Aarrgghh. ” Aku tidak dpt meneruskan kata-kataku, karena waktu itu muncratlah sudah cairan kenikmatanku di dalam memek Mbak Astriastuti. Bersamaan dengan itu, Mbak 

Adult Stories (18++) Astriastuti jg sudah mengejang sambil memelukku dengan kuatnya. “Sshh. . Oouugghh. . Enaak baannggett Yaangg. ” Kami merasakan nikmat yang tiada 2nya waktu air mani kami bercampur menjadi satu di dalam memek Mbak Astriastuti. Mbak Astriastuti mencium bibirku, akupun membalasnya dengan penuh gairah. Dan. . Kamipun terkulai tak berdaya. Aku terhempas di atas tubuh Mbak Astriastuti. Nafas kami tinggal satu-satu. Seprai dan kasur Mbak Astriastuti sudah basah sama sekali karena keringat dan air mani kami yang meluap keluar dari Memek Mbak Astriastuti saking banyaknya. “Yayaanngg. . ” Mbak Astriastuti memanggilku dengan mesranya. “Iya mbaakk. ” aku menjawab dengan tidak kalah mesranya. “Kamu hebat deh Yaang. ” kata Mbak Astriastuti sambil mengecup bibirku dengan lembut. “Mbak jg hebat. Memek Mbak enak banget deh Mbak. ” kataku. Mbak Astriastuti tersenyum, “Yayang suka sama memek Mbak ” tanyanya. “Suka banget Mbak. Memek Mbak bisa nyedot gitu. Nanti boleh lagi ya Mbak ” aku merayunya. “Pasti boleh Yang. Memek ini emang untuk Yayang kok. ” Kata Mbak Astriastuti. Dan malam itu, kami melakukannya sebanyak tiga kali, sampai kudengar adzan subuh dari mesjid terdekat. Lalu aku keluar dari rumah itu setelah melihat bahwa situasi aman, dan pulang ke rumahku.

Adult Stories (18++) Part 3


 Mau Berselingkuh Dengan Sebuah Remasan Yang Lembut

Adult Stories (18++) Hari ini seperti biasanya berondong sahabatku seperti suara meriam s@ja begitu @ku lambat buka pintu depan menjawab ketukan tidak sabar. Biasanya dia bawa gosip murahan, namun yang ini pasti bagus, kamu belum pernah bergairah seperti ini sejak kamu tahu kalau Prambas ternyata seorang gay. Astaga, Lusi, @ku hanya tak bisa percayai apa yang baru s@ja kulihat. Kami bergerak ke ruang keluarga. @ku sengaja menempatkan diri duduk di tepi sofa. Kamu kelihatan seperti mau pecah, ceritakan s@ja. kat@ku menertawakan tingkah l@kunya itu. Begini, @ku pergi ke tempatnya keluarga Shiahaan Sihombing malam ini untuk menarik uang iuran mereka. Ternyata, selera mereka pada perabotan rumah sangat buruk. Kemudian, Silvi keluar untuk membukakan pintu lalu @ku masuk. Mereka mempunyai ruang makan dengan meja yang atasnya kaca. Lalu kita duduk di sana dan @ku membuka dokumen asosiasi untuk menunjukkannya dan mengatakan padanya, kalau mereka bisa membayar semuanya sekaligus atau empat kali setahun. Ini terdengar menjengkelkan. @ku menyela. . , Jadi kamu lihat kalau mereka mempunyai mebel yang jelek. Sekarang @ku harus menjelaskan. Kami tinggal di sebuah kompleks perumahan yang mempunyai sebuah asosiasi pemilik rumah. Keluarga Sihombing baru-baru ini pindah ke seberang jalan itu. Siska dan @ku berpikiran kalau mereka tidak sesuai di lingkungan perumahan ini. 

Adult Stories (18++) Kebanyakan keluarga di sini berumur pertengahan tiga puluhan dan telah mempunyai anak. Keluarga Sihombing adalah keluarga yang suaminya berumur lebih tua dan isterinya jauh lebih muda dan tidak memiliki anak. Lusi, sst. Bukan mebel yang @ku lihat. Silvi memanggil Martin untuk membawa buku cek dan membayar uang iurannya dan membaca lalu menandatangani dokumennya. Dan dia masuk ke dalam dengan memakai jubah mandi putih itu, rambutnya basah, @ku pikir mungkin baru s@ja keluar dari kamar mandi. Dia duduk di seberangku dan saat dia mengambil dokumen itu, @ku sedang melihat menembus kaca meja ke kakinya. Kemudian dia maju ke depan untuk menulis cek itu dan jubahnya tersingkap ke atas. Dia sedang duduk di pinggir kursi dan kamu tahu apa yang sedang tergantung. Maksudku tergantung. Saat dia bergerak, itu seperti diayunkan maju-mundur. Tuhan itu seperti pisang daging besar berwarna seperti ini. jelasnya sambil menunjuk buah pisang yang ada di atas meja di ruang keluarga ini. Astaga, kamu melihatnya Hanya beberapa detik. Maksudku @ku jadi sangat malu. Yah, benar.

Adult Stories (18++) Hanya cukup lama untuk menceritakan itu terayun maju-mundur dan besar seperti pisang. Sekarang kami berdua tertawa genit seperti gadis sekolahan. Apa dia tahu kamu melihatnya Bagaimana jika Silvi lihat kamu memperhatikan suaminya Tapi, itu mungkin tidak sebesar yang kamu pikir, maksudku hanya melihatnya sebentar kamu jadi merasa malu pasti kamu tidak akan benar-benar mengetahui apa yang sedang kamu lihat. Temanku, itu memang besar! Baiklah, @ku pikir, dimulailah cerita ini. Sekarang kamu mungkin memperoleh kesan kalau Siska dan @ku adalah sepasang ibu rumah tangga yang genit. Kamu mungkin berpikir, kalau kami seperti seorang gadis remaja berumur sekitar lima belas tahun yang sedang menggosip. @ku berumur 38 tahun tapi mungkin mempunyai sedikit pengalaman dibanding putriku yang berumur enam belas tahun dan para temannya. Sedikit latar belakang tentangku. @ku dijuluki wanita mungil yang cantik.

Adult Stories (18++) Dengan postur tubuhku yang kecil, @ku dengan mudah akan hilang kalau berada dalam sebuah kerumunan. @ku harus meng@kui menjadi ‘agak kecil’ sering jadi bahan godaan teman-temanku. Di samping ukuran kecilku, kupikir @ku mempunyai wajah yang manis. Br@ku hanya berukuran 28A tetapi pada dad@ku terlihat cukup besar dan @ku sering dipuji kalau pantat dan kakiku sangat indah. Siska dan @ku pergi dengan rutin ke tempat kebugaran wanita. Suamiku dan @ku lulus dari sekolah menengah dengan nilai memuaskan, menikah tidak lama sesudah kami lulus. Kamu pasti sudah mengira itu. @ku tidak pernah mencium orang lain selain suamiku. Maksudku ciuman serius. @ku tidak menganggap diriku sangat sopan tetapi @ku tidak pernah berkata kotor. Tidak juga saat Tom dan @ku sedang berhubungan seks, yang tak terlalu sering. Seks pada dasarnya adalah bagaimana kita membuat bayi. Sekitar lima belas tahun perkawinan, @ku mulai merasa resah dan bosan. Ini bukan berarti @ku tidak mencintai dua anak perempuanku dan Tom. Segalanya sangat normal. @ku mulai membaca novel roman, dan kemudian akan merasa berdosa tentang pemikiran pemikiran tidak tulus itu. 

Adult Stories (18++) Dalam minggu setelah pertemuan dengan Siska itu, dia dan @ku akan kadang-kadang tertawa genit atas ‘penglihatanya’ akan kemaluan Martin Sihombing (@ku masih tidak katakan hal-hal seperti penis meskipun dengan Siska). Tom dan @ku juga mengenal keluarga Sihombing, hanya percakapan antar tetangga tentang rumput halaman, cuaca, dan lain lain. Pada bulan Desember, asosiasi mengadakan sebuah acara makan malam dan dansa sebelum liburan. Tempat duduknya diatur sesuai dengan urutan rumah. Sehingga keluarga Sihombing berada di meja yang sama dengan kita. Siska ada pada meja yang berbeda. Ini adalah pertama kalinya kami berada dengan mereka secara sosial. 

Adult Stories (18++) Sekarang @ku selalu pikir Martin Sihombing terlihat sangat biasa. Mungkin dalam umur sekitar limapuluhnya dengan rambut penuh, beruban di beberapa tempat. Dia sangat jangkung. Ini adalah pertama kalinya @ku lihat dia memakai jas, dan @ku harus meng@kui dia terlihat juga berbeda. Silvi pada sisi lain, yang selalu nampak tak peduli dengan pakaiannya terlihat aneh dalam gaun panjangnya, krah bajunya tinggi. Makan malam dilewati dengan percakapan yang menyenangkan dan makanannya sangat enak. Sesudah makan malam, musik mulai dimainkan dan Martin dan Silvi langsung berada di lantai dansa itu. Setelah @ku sedikit membujuk Tom untuk berdansa tetapi dia hanya tahu dua gaya dansa. Martin dan Silvi bergabung lagi dengan kami saat band sedang istirahat sejenak. Saat band kembali, Martin mengajakku untuk berdansa. @ku mencoba untuk menolaknya, mengatakan kalau Tom dan @ku tidak begitu pandai berdansa. Dia memaksa. Itu adalah sebuah dansa yang cepat dan dia segera membuatku mengikuti tiap-tiap gerakannya. Lagu berakhir, @ku menuju ke arah kursiku dan kembali mendengar dia mengajakku lagi untuk lagu berikutnya. Oh, @ku tidak bisa. Kamu dan Silvi terlalu bagus untukku, berdansalah dengan isterimu. Lusi, jangan coba menolak. 

Adult Stories (18++) Dia sudah membuat kakiku kecapaian, @ku pikir Marty perlu berganti pasangan dalam tiap lagu. Silvi berteriak dari mejanya. Baiklah, rasa engganku hanya melintas dalam kepal@ku tapi @ku kembali ke lantai dansa menikmati Martin yang bergerak di sekelilingku. Lagunya berakhir, dan dia memegang tanganku dengan enteng ketika lagu berikutnya mulai. Ini satu lagu slow Lusi, kamu gimana dengan waltz tanyanya saat dia dengan lembut menarikku ke dalam posisi dansa. Dia tidak menarikku terlalu rapat, dia memegangku dengan enteng dan dia meluncur di sekitar lantai itu. Dia adalah seorang pedansa yang sangat baik. Tanpa menyadari itu, @ku ditarik semakin dekat padanya, tubuhku sedikit menggeseknya. Kepal@ku rebah di dadanya, payudar@ku merapat di bagian tengah tubuhnya. Kemudian @ku merasakan itu. Itu keras, itu sedang menekan perutku. Wow! Itu adalah kemaluannya, kemaluannya yang ereksi. @ku yakin itu. @ku mundur, sedikit melompat, hanya refleks. Kamu tidak mau merasakan ereksinya pria asing. Dia tetap menari seolah-olah tidak ada yang terjadi. Dia tidak lagi menarik @ku mendekat, tidak membuat @ku merasa gelisah. @ku mulai meragukan pemikiranku, itu hanya s@ja imajinasiku yang berlebihan. @ku bersandar padanya lagi. Seperti sebelumnya, payudar@ku bersentuhan dengannya, @ku merasakan menggesek tubuhnya. 

Adult Stories (18++) Kemudian perutku juga. Kali ini @ku tidak mundur dengan seketika. @ku hanya ingin pastikan bahwa apa yang sedang @ku rasakan adalah kemaluannya. @ku menggerakkan badanku, menggosok perutku ke dia, itu terasa keras. Itu memang benar kemaluannya, kemaluannya yang ereksi. Wow! Apa yang sedang kul@kukan, pikirku. Dansa berakhir. Dia tetap memegang tanganku tapi kali ini @ku menarik dia kembali ke meja kami. Sudah cukup. Tidak ada lagi dansa dengan dia pikirku. Tidak ada yang nampak berubah setelah makan malam dan dansa itu. Kita tetap mempunyai ‘percakapan antar tetangga’ yang sama dengan keluarga Sihombing itu. @ku tidak menceritakan kepada Siska apa yang telah terjadi. Baiklah, satu hal telah berubah. @ku menemukan diriku memikirkan tentang dansa itu, tentang Siska yang melihat penisnya, tentang perasaan payudar@ku yang tergesek tubuhnya. Tahun baru hampir tiba. Sebagian dari pemilik rumah mulai membicarakan rencana Pesta Tahun Baru. Hanya sekitar separuh dari kelompok yang memutuskan untuk mel@kukannya, maka kita akhirnya membuat pesta dan musik di dalam aula rekreasi masyarakat. 

Adult Stories (18++) Tom menyukai gagasan tersebut sebab dia tidak begitu suka pergi ke luar. Makanannya seadanya s@ja yang disajikan setelah itu kita putar sebuah rekaman tua dan berdansa. @ku katakan pada diriku agar tidak mengulangi peristiwa di pesta sebelumnya, tetapi saat Silvi meminta dengan tegas bahwa @ku harus memberinya kesempatan istirahat setelah berdansa dengan suaminya dan @ku tidak bisa katakan tidak padanya. Sama dengan dulu, musik mulai dengan lagu yang cepat dan kemudian seseorang menggantinya dengan sebuah nomor lambat. Seakan seperti ada setan kecil yang sedang duduk di bahuku dan berkata, ‘L@kukan Lusi’. Akhirnya @ku tidak menentangnya ketika Martin meletakkan tangannya pada pinggangku dan mulailah kita bergerak di lantai itu. Seseorang mematikan lampunya. Saat ini kami berpakaian secara informal. Sebagai ganti setelan yang k@ku, 

Adult Stories (18++) Martin mengenakan celana santai dan kaos polos. @ku memakai sebuah blus dan rok panjang. Kali ini saat payudar@ku mulai menggosok pada tubuhnya @ku bisa merasakan panas tubuhnya. Puting susuku mengeras dan @ku pikir dia pasti bisa merasakannya. Perutku adakalanya menabraknya, menabrak kemaluan yang lurus keras yang pernah @ku rasa sebelumnya. Satu lagu berganti yang lain, sebuah nomor lambat yang lain. Setiap kali perutku menggosok penisnya, @ku bisa merasakan tangannya pada pinggangku, dengan pelan menarikku mendekat. Tidak pernah kasar, tidak pernah lebih dari sekedar sebuah remasan yang lembut. Sepanjang waktu itu dia selalu bicara seolah-olah itu tidak terjadi, seolah-olah @ku tidak sedang menggosokkan payudar@ku pada tubuhnya, seolah-olah kemaluannya yang keras tidak sedang menekan ke perutku. Yang akhirnya, saat lagu hampir berakhir, @ku mundur dengan kasar dan sungguh-sungguh. “Oops, maafkan @ku Lusi. 

Adult Stories (18++) Kamu berdansa dengan sangat baik membuat @ku lupa kalau kita belum pernah berdansa bersama selama bertahun-tahun. @ku tidak bermaksud sedekat ini. ” dia kembali memegang lenganku saat menatap mat@ku. “Maafkan @ku. @ku tidak bermaksud untuk melompat mundur seperti tadi. Maksudku @ku benar-benar menikmati berdansa denganmu. Hanya @ku, uh. . Yah, @ku tidak ingin kamu mempunyai pikiran yang salah. . Maksudku. . ” “Itu kesalahanku Lusi. @ku t@kut saat seorang pria berada dekat dengan seorang perempuan cantik ada seuatu yang terjadi. @ku yakin kamu secara kebetulan pernah mengalami itu sebelumnya. ” dia tertawa kecil. “Nggak apa-apa. @ku tahu pria tidak bisa menghindarinya. 

Adult Stories (18++) Meskipun sudah sering terjadi. Maksudku @ku jarang berdansa. ” @ku merasa cara bicar@ku gagap. “Kita bisa pergi duduk jika kamu ingin berhenti. Tetapi @ku harus mengatakan pada kamu itu akan mengakhiri dans@ku malam ini. Mata kakinya Silvi sakit dan dia bilang pad@ku kalau dia sedang tidak ingin berdansa. ” “Yahh, @ku tidak ingin jadi ratu pesta. @ku hanya tidak ingin kamu mempunyai pemikiran yang salah. ” “@ku hanya mempunyai kesan yang terbaik tentang kamu Lusi. Betapapun, kita berdua adalah orang dewasa dan memahami peristiwa yang tertentu itu hanya reaksi biologis yang wajar. @ku tidak bisa mencegahnya dan harus ku@kui ini merupakan sebuah kehormatan ada seorang perempuan cantik yang mau berdansa denganku malam ini. Tetapi @ku berjanji untuk menjaga batas diantara kita. ” kata-katanya mengalir keluar diiringi oleh tawa kecil. Musik berbunyi lagi dan secara otomatis kami mulai dansa lambat yang lain. “Apakah kamu benar-benar berpikir @ku pintar berdansa? Atau kamu berusaha menjadi seorang gentleman?” “@ku pikir kamu pintar berdansa Lusi. Jelas nyata kamu jarang berdansa tetapi iramamu sempurna. ” 

Adult Stories (18++) Badan kami saling bersentuhan. Dia bergerak jelas agar tak saling bersentuhan. “Jangan cemas Martin. Kamu tidak harus begitu setiap kali kita bersentuhan. ” @ku bergerak merapat padanya. @ku ingin merasakan tubuhku yang menekan tubuhnya, menekan kemaluannya. Segera s@ja kita berdansa dengan rapat. Saat @ku menggosok perutku terhadap ‘kekerasannya’, tangannya di pinggangku dengan lembut menarikku. @ku bisa merasakan puting susuku mengeras, dia pasti bisa merasakan itu saat menekan tubuhnya. @ku bisa merasakan gerakan ereksinya saat perutku menggosok dia. @ku merasa kehangatan diantara kakiku saat tubuhku menjadi bergairah. @ku tahu bahwa celana dalamku sudah menjadi basah. @ku serasa berada di surga kesenangan. @ku merasa kalau @ku sangat jahat tapi @ku sedang menikmati itu. Kemudian musik berakhir. Kami bergabung kembali dengan Silvi dan Tom di meja itu. Hampir tengah malam. Tepat tengah malam semuanya bersorak dan berteriak. @ku mencium Tom panjang dan dalam, sebagian karena @ku merasa bersalah tentang dansa bersama Martin tadi, tentang gesekan pada ereksinya, dan menekankan payudar@ku padanya. Martin dan Silvi yang berada di sebelah kami, saling berpelukan mesra. @ku bisa lihat tangan Martin pada pantatnya, dengan jelas menariknya merapat padanya dan @ku tahu bahwa dia sedang menggelinjang pada ereksinya yang keras. Mereka merenggang dan Silvi merebut 

Adult Stories (18++) Tomku dan memeluknya, dia telah memutar Tom sedemikian rupa sehingga punggungnya berada di depanku. Martin berbisik ‘Bolehkah saya’ saat dia membuka lengannya. @ku memeluknya dan mengijinkan dia menciumku, kemudian saat @ku merasa tangannya pada pantatku. @ku membuka mulutku dan mendapatkan sebuah ‘French-Kiss’, merasakan dia menarikku semakin merapat padanya @ku merasakan lagi ereksinya yang keras. Kemudian selesai. Malam itu @ku mendapat mimpi basah yang liar. @ku belum pernah bermimpi seperti itu sejak @ku berumur sepuluh tahun. Paginya @ku mempunyai mimpi buruk mengerikan dari apa yang telah @ku l@kukan. Terima kasih surga untuk Siska. @ku cerita padanya dan dia senang mendengarkannya. Kita memutuskan bahwa tidak ada yang buruk yang telah terjadi. Sekali lagi, @ku pikir, benar begitu, tidak ada. Sekalipun begitu @ku masih mendapatkan diriku memikirkan dansa itu, tentang ciuman itu. Sepertinya @ku bertemu Silvi dan Martin lebih sering setelah tahun baru. @ku sekarang tahu bahwa pekerjaan Martin membuatnya sering pergi ke luar kota, untuk urusan mebel mereka. Sebagai sampingannya dia membeli perhiasan dari daerah yang di kunjunginya, yang dia jual ke beberapa toko lokal. Ini @ku ketahui saat @ku bilang ke Silvi kalau ibuku telah mengirimiku uang untuk membeli sebuah kalung. “Lusi, datanglah kemari dan lihat apa yang Marty punyai. Dia membawa beberapa barang dari luar kota. Jika dia punya sesuatu yang kamu suka, kamu akan membayar seperempat dari apa yang David jual di tokonya. Ini bukan barang rongsokan, dilapisi perak dan emas. Dan tidak kelihatan seperti barang murahan, ini adalah yang mereka ekspor ke luar negeri. ” “@ku tidak bisa. ” “Tentu kamu bisa. @ku memaksamu. Jika kamu tidak temukan yang kamu sukai, jangan merasa sepertinya kamu harus membeli apapun. 

Adult Stories (18++) Dia tidak punya masalah menjual barang barang ini ke David. Dia akan pulang pada siang hari, mampirlah nanti. ” @ku mengetuk pintu mereka sekitar jam 12:15. “Masuk, masuk. Waktu yang tepat. Marty baru s@ja tiba dirumah dan @ku bilang padanya kamu mungkin ingin beberapa perhiasan. Marty”. Silvi berteriak saat dia mengantarku ke meja ruang makan. “Tunggu sebentar, @ku hampir keluar dari kamar mandi. ” @ku mendengar suara Martin dari atas. “Sayang, bawa kalungnya biar dia dapat melihatnya saat kamu selesai. ” “OK, ok. ” Dengan segera Martin muncul membawa dua buah koper. Rambutnya kusut dan basah dan dia mengenakan sebuah jubah mandi putih yang hanya sampai di lutut. “Halo Lusi. @ku harap @ku punya apa yang kamu sukai. @ku membawa beberapa emas dan perak. ” katanya saat dia berdiri di seberang meja di depanku membuka koper itu. Kemudian dia memutar koper ke arahku dan mulai melangkah pergi. “Oh! Tunggulah sebentar sayang. Tunjukkanlah pada Lusi bagaimana cara membaca sertifikat yang menjelaskan isi perhiasan ini. ” Dia berbalik, duduk di depanku. Dia mengambilt sebuah kalung beserta sebuah dokumen kecil. @ku tidak bisa berkonsentrasi pada kalung, semua yang bisa kupikir adalah cerita tentang Siska yang melihat menembus kaca meja. Deja vu! Martin sedang bicara, @ku tidak sedang mendengarkannya. 

Adult Stories (18++) Koper itu menghalangi pandanganku. Tanpa berpikir, @ku menggesernya ke samping. Sekarang dia sedang memegang kalung itu dan @ku menatapnya. . Lebih memperhatikan tetapi benar-benar sedang memperhatikan pada kemaluannya. Itu sama persis seperti yang Siska ceritakan. Kakinya terbuka lebar, dia duduk di pinggir kursi. Kemaluannya tergantung terayun-ayun saat dia bergerak. Itu terlihat sangat besar buatku. @ku merasa wajahku mulai terasa hangat dan menyadari bahwa wajahku pasti merah. Suara Silvi menghentikan tatapan mat@ku. “Dengar sayang, @ku harus pergi belanja. Jika kamu telah dapat apa yang Lusi inginkan lebih baik kamu berikan padanya. Lusi sayang, maafkan @ku, @ku lupa kalau @ku harus pergi tapi kamu ditangan ahlinya dengan Marty. Sampai jumpa sayang, @ku akan kembali sekitar jam setengah tujuh. ” dan dia pergi ke pintu keluar. “Sampai jumpa sayang. ” “Katakan pad@ku jika kamu lihat apapun yang kamu suka. ” kata Marty saat dia menyebar beberapa kalung di atas meja itu. Menyebarnya sedemikian rupa sehingga garis pandangku pada kalung-kalung itu juga searah pada daging pisang berwarna yang panjang berayun di bawah. Siska telah mengatakannya menyerupai sebuah pisang besar. Itu bahkan mempunyai sebuah ujung seperti sebuah pisang. “A. . A. . @ku ng. . Tidak tahu. . Ini jauh lebih dari yang @ku harapkan. ” “Jangan cemas Lusi. Jika kamu tidak lihat apa yang kamu suka, @ku paham. @ku tidak pernah memaksa barang-barangku pada seseorang. Santai s@ja. Kadang-kadang hanya manis untuk dilihat s@ja. ” @ku lihat dia mengedip saat @ku melihat ke arahnya. “Ini, bagaimana jika kita mencoba yang ini pada lehermu dan kamu dapat lihat bagaimana ini terlihat di kulitmu?” katanya saat dia bangkit dengan sebuah kalung emas besar yang indah di tangannya. “OK, barangkali itu sebuah ide yang bagus. ” @ku melihat dia bergerak, jubahnya sekarang sedikit terbuka saat dia berdiri dan bergerak, penisnya mengayun keluar masuk dari sudut pandangan. @ku duduk hampir membeku, memperhatikan diriku pada cermin di dinding. 

Adult Stories (18++) Memperhatikan Martin sekarang berdiri di depan bahuku, memasangkan kalung di leherku. @ku melihat di cermin jubahnya yang terbuka, penisnya sekarang tersentuh lengan tanganku, langsung bersentuhan karena blus tak berlengan yang @ku kenakan. “Bagaimana, kamu suka Lusi? Ayo, peganglah. Sudah pernahkah kamu melihat yang seperti ini?” “Tidak. Belum pernah. Ini sangat besar. @ku belum pernah melihat yang sebesar ini. ” @ku menggerakkan kepal@ku ke samping saat @ku bicara, menatap pada kemaluannya yang menggesek bahuku, mengamati kantung buah zakarnya untuk pertama kali. Itu juga besar. Besar tetapi lebih lembut dibanding kantong berkerut Tom. “Terimakasih. @ku pikir kemungilanmu yang cantik membuatnya nampak lebih besar. Sentuhlah kalau kamu ingin. ” “Kal. . Eh. . Benda ini?” “Apapun yang kamu inginkan, Lusi. Kamu ingin merasakannya, ya kan?” “Uh huh. ” @ku menggenggamkan jariku melingkarinya. @ku merasakannya mulai mengeras pada sentuhanku. @ku pernah dengar kemaluan yang belum di sunat tapi @ku belum pernah melihat sebelumnya. Saat itu mengeras @ku lihat kulitnya menyingkap. @ku menyingkap dengan lemah-lembut dan melihat kulitnya menarik kembali memperlihatkan sebuah mahkota yang tinggi. “Apa itu melukai kamu?” “Kebalikannya Lusi, sentuhanmu terasa nikmat. Apa kamu belum pernah melihat sebuah penis yang belum disunat?” @ku menatapnya. “Tidak disunat. ” “Oh Tuhan. Martin tolong jangan tertawakan @ku. Satu-satunya kemaluan yang telah kulihat hanya milik Tom. Dan bahkan saat dia sedang ereksi tidak seperti milikmu. @ku tidak pernah mel@kukan sesuatu seperti ini sebelumnya. Apakah itu benar jika @ku hanya merasakan kemaluanmu dan melihatnya?” “Lusi, Lusi sayang. 

Adult Stories (18++) Kamu adalah sebuah harta karun seutuhnya. @ku tidak pernah akan menertawakan kamu. Kamu adalah sebuah bunga yang menunggu untuk mekar. L@kukanlah, remas penisku, rasakan bagaimana kamu membuatnya keras, tapi tolong sebut ini dengan penis bukan kemaluan” “Oh brengsek, kamu pasti berpikir @ku adalah orang bodoh atau yang semacam itu. @ku merasa seperti seorang idiot. Maafkan @ku, @ku tidak ingin menggoda, benar-benar tidak. Bukan berarti @ku tidak bisa berhubungan seks atau apapun yang seperti itu. Hanya s@ja @ku tidak pernah berada di dalam situasi seperti ini. ” @ku jelaskan panjang lebar sekarang, menjatuhkan penisnya seperti sebuah kentang panas. “Lusi, tenang. Percayalah pad@ku, @ku tidak berpikir kamu adalah seorang yang bodoh atau apapun yang seperti itu. L@kukanlah, ini adalah kesempatanmu untuk merasakan sebuah penis. Ambil kesempatanmu. ” dia menempatkan tanganku kembali pada penisnya, menggenggam jarinya ke jariku. “Katakan penis, Lusi. 

Adult Stories (18++) Katakanlah apa yang sedang kamu pikirkan. Hanya kocok sedikit” ketika tangannya memandu tanganku dalam sebuah gerakan mengocok. @ku menyaksikan dengan tertarik saat tangannya memandu tanganku yang pelan-pelan mengocok ke atas-bawah pada batang yang keras itu. @ku melihat kulitnya menyingkap memperlihatkan bagian atas kepala yang dimahkotai saat kocokanku bergerak ke bawah dan kemudian pada kocokan ke atas, kulitnya membungkus kepalanya dan membentuk sebuah ujung yang berkerut. Tangannya melepaskan lenganku. @ku melanjutkan mengocok penisnya seperti terhipnotis. @ku menekannya. @ku bisa merasakan penisnya yang menjadi lebih keras. @ku meremasnya lebih keras dan dalam pikiranku @ku sedang berkata ‘ penis’ berulang kali. Kemudian @ku mengucapkannya. “Penismu jadi sangat keras. Rasanya sangat hangat. @ku ingin meremas penismu. ” dan tiba-tiba @ku ingin katakan semua kata-kata yang selama ini ku tabukan. Perkataan penis nampak membuatnya lebih erotis lagi. “Umm, ya. Remas Lusi. ” tangannya kini meluncur ke balik blusku. Tekanan lengan tangannya pada wajahku membawa pipiku bersentuhan dengan penisnya. @ku memandangi cermin di seberang kami. @ku belum pernah melihat diriku yang sedang berhubungan seks. Sekarang @ku menjadi sangat terangsang saat @ku melihat diriku menggosok penisnya pada pipiku, melihat kancing blusku terbuka saat tangannya menuju ke payudar@ku. Blusku terbuka. Tangannya menyelinap masuk br@ku. Jarinya menjepit puting susuku. @ku tidak bisa percaya bagaimana nikmatknya rasanya. 

Adult Stories (18++) Bagaimana sangat erotisnya. Bagaimana sangat sangat bersalah tetapi sangat sangat menggairahkan. Tangannya memaksa br@ku turun, puting susuku jadi terlihat. @ku melihat ke atas dan melihat Martin yang sedang menatap ke cermin juga. “Kamu mempunyai puting susu yang menakjubkan Lusi. Mereka sangat keras, sangat besar. Mereka seperti permata merah muda di atas bukit. Apakah kamu suka mereka dijepit?” “Ya. Itu rasanya enak. @ku suka mereka dijepit dengan keras. ” @ku melihat di dalam cermin, blusku tersingkap hingga perut, sebelah payudar@ku terekspose penuh sedang br@ku tetap menutup yang sebelahnya. Tangan Martin memegang putingku, ibu jari dan jari telunjuknya berputar, menarik, menekan puting susuku. @ku melihat tanganku yang mengocok penis tebalnya, menggosoknya pada pipiku. @ku melihat cairan precumnya keluar sedikit dari lubang kencingnya kemudian dia mengamati saat @ku mengoleskan precumnya ke pipiku. . @ku memalingkan wajahku menghadap penisnya, mengamati precum yang pelan-pelan membentuk tetesan yang lain. @ku menggosokkan ibu jariku di ujung penisnya, menikmati genangan dari precum itu ketika @ku menekan kepala penisnya. Menjadikan kepala penisnya berkilauan. @ku menggosok penisnya pada pipiku lagi. @ku merasa tangan Martin yang bebas berada di kepal@ku, merasa dia memutar kepal@ku dengan lembut. 

Adult Stories (18++) Penisnya meluncur melewati pipi dan menggosok bibirku. Secara naluri @ku membuka mulutku, mulai menjilat kepala kerasnya yang hangat. @ku melanjutkan mengocok penisnya ketika mulutku mengulum kepala itu. Itu bahkan nampak lebih besar sejak @ku menghisapnya. “Umm, yaa. Gerakkan lidahmu Lusi. Tuhan, rasanya enak. Bermain-mainlah dengannya sayang. Jilat naik turun batang itu. Umm, nikmat. ” Kujalankan lidahku naik turun sepanjang batang itu. Penisnya kini berkilauan dengan air liurku. Saat mulutku berada pada buah zakarnya, dia mengangkat penisnya sedemikian rupa sehingga buah zakarnya menggosok daguku. @ku belum pernah menjilat buah zakar seseorang, tetapi @ku tahu apa yang dia inginkan. Itu apa yang juga @ku inginkan. @ku ingin bermain-main dengan kantong besar itu. @ku mulai menjilat buah zakarnya saat penisnya berada tepat di wajahku. @ku bisa merasakan panas dari penisnya di wajahku. 

Adult Stories (18++) Martin menarik blusku yang tersisa melewati bahu. Ketika melepaskannya dari badanku, dia melepaskan br@ku juga, yang mengikuti blusku jatuh ke lantai. @ku mengerling ke cermin itu. Memandang dan merasa tangan besarnya menc@kup payudara kecilku. @ku kembalikan tatapanku pada penisnya, ketika jarinya dengan lembut mulai memutari puting susuku. @ku melihat pembuluh darah biru yang panjang di sepanjang batang itu. @ku sapukan lidahku sepanjang pembuluh darahnya, dan kemudian menekan kepala penisnya untuk membuka lubangnya sedemikian rupa sehingga @ku bisa memeriksanya dengan lidahku. “Tuhan kamu mempunyai puting susu yang keras Lusi. Apa kamu suka mereka dihisap? Katakanlah apa yang kamu inginkan, @ku ingin membuat kamu merasakan nikmat seperti yang kamu l@kukan untukku. ” “Dijepit, ya yang keras. Dan hisap, gigit putingku. ” @ku berbisik dengan penisnya yang menyentuh bibirku. “Bagus. @ku suka menghisap puting. ” dia tertawa saat menarikku berdiri pada kakiku. Saat @ku melepaskan genggamanku pada penisnya dia berlutut di depanku. Mulutnya menelan satu payudara, dia mulai menghisap selagi lidahnya menjilat puting susuku. Tangannya pada punggungku, memelukku erat, membelaiku saat dia menghisap payudara yang kiri kemudian berganti yang sebelah kanan. Saat dia menghisap dalam mulutnya, @ku bisa merasakan lidahnya yang menjilat, kemudian ketika mulutnya mundur, giginya dengan lembut menggigit puting susuku. 

Adult Stories (18++) Dia memegang puting susuku diantara giginya dan menjalankan ujung lidahnya. Tuhan, itu terasa nikmat. Saat dia bekerja pada putingku, tangannya meluncur menuju ke pinggulku. Kulepas kancing celana panjangku. Celana panjang dan celana dalamku dilepasnya sekaligus. Sama sekali tanpa berpikir tentang itu, @ku melangkah keluar dari pakaianku yang terakhir. Dia masih menghisap, menggigiti puting susuku saat tangannya sekarang membelai kaki dan pantatku. Secara naluriah @ku melebarkan kakiku, mengundang tangannya pada vagin@ku. Larangan terkhirku menguap ketika Martin mulai mengelus vagin@ku. @ku memandangnya, melihat bibirnya bekerja di sekitar payudar@ku. @ku melihat putingku tertarik keluar saat ia menghisap dan menggigit dan menarik puting susuku dengan mulut dan giginya. @ku melihat tangannya menggosok vagin@ku. @ku melihat jarinya menghilang lenyap ke dalam rimbunan rambut lebatku. 

Adult Stories (18++) Merasa jarinya meluncur menyentuh vagin@ku. Saat dia menggerakkan jarinya keluar masuk, @ku menggelinjang. “Terasa enak?” dia tersenyum. “Ya, ya. ” “Umm, dan rasanya enak juga. ” katanya saat menarik jarinya dan menjilatnya, dan kemudian menyodorkan jarinya kepad@ku untuk dijilat. @ku belum pernah merasakan diriku sendiri. Jika itu pernah terjadi kepad@ku, @ku yakin @ku akan menganggap itu adalah sebuah tindakan yang menjijikkan. Tetapi sekarang @ku menjilat jarinya dan merasa kagum bahwa @ku menyukai itu. “@ku pikir vagina ini memerlukan sebuah jilatan yang bagus. Kamu suka vaginamu dioral, ya kan? 

Adult Stories (18++) Tidak pernah ada seorang perempuan yang tidak menyukainya” @ku suka itu. Hanya s@ja itu tidak sering terjadi. Tetapi sekarang @ku menginginkannya lebih dari yang pernah ada. Dia mengangkatku ke atas meja, mendudukkanku pada tepinya. @ku membuka lebar kakiku mengundang mulutnya kepada bibirku. Menempatkan jariku pada vagina, @ku melebarkannya terbuka, menarik rambutnya ke samping. @ku merasa sangat erotis saat @ku membayangkan pandangannya pada vagin@ku, daging merah muda yang basah yang kini terpampang karena bibirnya yang terbuka. @ku gemetaran saat merasakan lidahnya mulai menjilat celahku. Lidahnya menekan ke dalam vagin@ku dan memukul-mukul ke atas menyebabkan getaran yang sangat indah ketika diseret melewati kelentitku. “Oh, Tuhan, ya, ya ya. ” 

Adult Stories (18++) Dia membenamkan wajahnya ke dalam vagin@ku, lidahnya manari di dalamnya. Dia mulai menggosok kelentitku seiring dengan jilatannya pada vagin@ku. @ku mendorong pinggulku menekannya, menggeliat di atas meja. Kulingkarkan kakiku di lehernya, lebih mendorongnya pad@ku. @ku melihat dia menguburkan wajahnya ke dalam vagin@ku semakin dalam. @ku mendengar bunyi dia menghirup, menghisap cairanku. “Oohh. ” @ku menjerit dan menggelinjang. @ku mendapat sebuah orgasme yang sangat indah. Ini membuatnya bekerja lebih keras pada vagin@ku, sekarang mengisap kelentitku ketika jarinya disodokkan ke dalam vagin@ku. @ku merasa seperti terbakar. Sekujur tubuhku terasa geli. Vagin@ku sedang diregangkan. @ku tahu bahwa dia sedang menekan jari yang lain ke dalam vagin@ku. 

Adult Stories (18++) Ketika vagin@ku pelan-pelan menyerah kepada jari yang ditambahkannya, @ku tahu apa yang berikutnya. @ku menginginkan itu. @ku ingin merasakan penis besarnya di dalamku. @ku tahu dia perlahan menyiapkan @ku untuk itu. “Martin. @ku menginginkannya. @ku menginginkan kamu. @ku t@kut itu terlalu besar tapi @ku menginginkan itu. ” “Jangan t@kut Lusi. @ku sangat lembut. ” Dia mengangkatku, membawa @ku menuju sebuah kamar. @ku melingkarkan lenganku padanya. @ku menciumnya sepanjang jalan menuju kamar, menghisap lidahnya, mendorong lidahku ke dalam mulutnya. 

Adult Stories (18++) Dia menempatkanku di atas tempat tidur, mengambil sebuah gel pelumas dari lemari kecil di samping tempat tidur “Buka kakimu melebar,” dia berkata saat menekan pelumas dari tabungnya kemudian menggosokannya ke dalam vagin@ku. Terasa dingin, dan dia menyelipkan dua jari ke dalam vagin@ku. Mereka masuk dengan mudah. @ku memegang tangannya dan membantu jarinya bekerja di dalam vagin@ku. “Sekarang giliranmu. ” dia berkata saat berbaring pada punggungnya. “Lumasi mainanmu. ” dia tersenyum. @ku melihat pada penisnya. Itu masih terlihat sangat besar buatku. Masih setengah ereksi. Itu terletak lurus ke arah kepalanya, kepala penisnya sampai menyentuh pusarnya. @ku menyemburkan gel ke penisnya, membuat sebuah garis zig-zag sepanjang batangnya, seperti menghias sebuah kue pikirku. 

Adult Stories (18++) Dia tertawa. @ku mulai menyebarkan gel dengan jari tengahku. Penisnya terasa hangat, jariku menekan ke dalam daging itu. Saat @ku menjalankan jariku naik turun pada batangnya, @ku merasa penisnya menjadi lebih keras. @ku menyukai itu. @ku menyukai menjadikan penisnya keras. @ku menggenggam penisnya dengan ibu jari dan jari tengahku, menekan gel lebih banyak lagi dan melumuri seluruh penisnya. “Ke atas. ” dia menginstruksikan. @ku memandangnya. “Kamu ke atas, dengan begitu kamu dapat mengendalikan penisku. Gosok s@ja ke vaginamu, bermainlah dengan itu, l@kukan pelan-pelan. ” @ku mengayunkan kakiku di atasnya, mengangkanginya, @ku menunduk untuk menciumnya. “Itu terasa nikmat. Gosokkan puting susumu yang keras pad@ku. 

Adult Stories (18++) Gesekkan vaginamu sepanjang penisku. ” Lengannya melingkariku, menarikku mendekat, dengan lembut tetapi kuat, memaksa puting susuku ke dadanya. Puting susuku jadi sangat keras dan sensitif. @ku menggerakkannya pelan-pelan maju-mundur, membelainya dengan puting susuku dan menikmati kehangatan dari badannya. @ku bisa merasakan penisnya beradu dengan pantatku. @ku bergerak mundur untuk membiarkan penisnya meluncur diantara kakiku. @ku bisa merasakan batang itu meluncur sepanjang bibir vagin@ku. Tidak menembus, @ku hanya menggesek naik turun batang yang keras itu, menikmati sensasi yang baru ini dari penis keras dan besar yang menekan ke dalam bibir vagina telanjangku, menikmati rasa dari puting susuku yang menyentuh sepanjang badannya. 

Adult Stories (18++) Kemudian dia mendorongku kembali pada posisi duduk. “Masukkan Lusi. ” @ku mengangkat batang tebal itu dan menggosok kepalanya pada vagin@ku, kemudian menekannya berusaha untuk memasukkannya. @ku melihat kepala yang tebal membelah bibirku hanya untuk menyeruak masuk dalam lubangku. “Oh Tuhan, Martin, ini terlalu besar. @ku tidak akan pernah dapat menampungnya di dalamku. ” Dia menempatkan satu jari di dalam vagin@ku dan pelan-pelan mulai mengocok jarinya saat @ku tetap memegangi penisnya. Saat @ku mengamati, @ku lihat dia dengan lemah-lembut menekan jari keduanya ke dalam vagina basahku. @ku bisa merasakan peregangan dan mulai ‘mengendarai’ jarinya. 

Adult Stories (18++) Kemudian dia memasukkan jari yang ke tiga, memutar jarinya saat dia meregangkan vagin@ku. Kemudian dengan sebuah gerakan lembut, dia menarik jarinya, memegang tanganku yang sedang menggenggam penisnya dan menuntunnya ke arah lubangku yang sudah membuka. “L@kukan sekarang Lusi. Duduk di atasnya. Vaginamu telah siap, biarkan s@ja masuk. ” @ku mel@kukannya. Ket@kutanku bahwa itu akan menyakitkan lenyap saat @ku merasa kepalanya membelah vagin@ku. Dibandingkan rasa sakitnya, @ku mendapatkan rasa yang sangat nikmat dari tekanan pada vagin@ku. Sebuah perasaan menjadi terbentang dan diisi. Dia mulai memompa ke dalamku dengan dorongan dangkal, setiap dorongan menekan masuk semakin ke dalam vagin@ku. Penisnya nampak bergerak lebih dalam dan semakin dalam, menyentuhku di mana @ku belum pernah disentuh. 

Adult Stories (18++) Kemudian @ku sadar bahwa penisnya sedang memukul leher rahimku. Sekarang penisnya terkubur di dalamku dia menggulingkan @ku, menarik kakiku pada bahunya. @ku belum pernah membayangkan bagaimana erotisnya ini, melihat dan mengamati penis yang besar pelan-pelan meluncur keluar masuk tubuhku. Tetapi kemudian, @ku menjadi lebih terbakar pada setiap hentakan. “Oh Tuhan! Oh ya! Setubuhi @ku! Lebih keras Martin lebih keras. ” Dia mulai ke menyetubuhiku lebih cepat, lebih keras, dengan sela sebentar-sebentar saat penisnya dikuburkan dalam di dalamku. Dan setiap kali dia berhenti dengan penisnya jauh di dalamku, @ku akan menggetarkan diriku ke dia sampai akhirnya @ku mendapatkan orgasme kedu@ku hari ini, 

Adult Stories (18++) Sebuah orgasme yang hebat sekali! Dan @ku ingin lebih. Dan @ku senang merasakan penisnya masih keras, masih menyetubuhiku. “Gadis baik, Lusi. Lepaskanlah. ” “Oh Tuhan ya. ” “Kamu menyukainya kan sayang, suka sebuah penis yang besar mengisi vagina kecilmu yang ketat. ” dia kini menyetubuhiku dengan hentakan yang panjang dan kuat. “Oh ya, benar, betul. Setubuhi @ku. Kerjai vagin@ku. Setubuhi @ku, setubuhi @ku, setubuhi @ku. ” “@ku akan keluar di dalam tubuhmu. Katakan kamu ingin sperm@ku. ” “Ohh Tuhan, @ku ingin kamu orgasme, @ku mau spermamu. Ohh itu sangat besar. Rasanya nikmat. Ya, keluarlah! Oh brengsek, @ku orgasme lagi Martin. Setubuhi @ku dengan keras. Kumohon, lebih keras. ” Ia mengerang, menghentikan kocokan penisnya keluar masuk, dan hanya menguburkan dirinya sangat dalam di vagina basah panasku. Ia mengandaskan dirinya ke dalamku dan @ku tahu dia sedang orgasme. @ku berbalik menekannya, berusaha untuk mendapatkan penisnya sedalam-dalamnya pad@ku. 

Adult Stories (18++) Kemudian @ku keluar lagi. Ombak kesenangan yang sangat indah menggulung seluruh tubuhku. @ku merasa tubuhnya melemah, tapi dia tidak mengeluarkan penisnya dariku. @ku pikir @ku bisa merasakan penisnya melembut di dalam vagin@ku sekalipun begitu vagin@ku masih terasa nikmat dan penuh, sangat hangat dan basah. @ku menunjukkan padanya dengan sebuah ciuman. Kami hanya rebah di sana. @ku tahu @ku sedang ‘terkunci’. @ku bisa merasakan sedikit rasa bersalah yang merambat ke dalam pikiranku tapi @ku tahu bahwa @ku menyukai disetubuhi oleh penis yang besar. @ku tahu @ku menyukai berkata kotor. Kemudian gelembung itu nampak meretak. “Baiklah, apa pendapatmu tentang Lusi? Apa Marty terasa manis seperti kelihatannya?” Silvi, berdiri di pintu. “Astaga. . Silvi. . A. . @ku. . ” @ku masih belum dapat menggambarkan semua ini. Semua yang bisa kupikir adalah bahwa @ku baru s@ja tidur dengan suami perempuan lain. “Lusi, tenang sayang. ” Silvi memotongku. “@ku tidak marah. @ku senang melihat kamu telah menyadari kalau kamu suka penis yang besar. ” dia tersenyum. “Andai @ku bisa tinggal untuk menyaksikan keseluruhan peristiwa ini tapi kami pikir kamu akan jadi lebih nyaman dengan cara begini. ” “Sebagian orang tidak menerima seks hanya untuk kesenangan tetapi Silvi dan @ku sudah menemukannya berhasil untuk kami. 

Adult Stories (18++) Dia pikir kalaua kamu adalah seorang perempuan yang sedang kekurangan kesenangan maka kami piker kenapa tidak membuka pintu dan melihat jika kamu ingin masuk. @ku berharap kamu tidak marah. @ku berharap kamu akan kembali. ” Martin menggulingkan @ku dan kini membelai badanku saat dia dan Silvi bicara. @ku mencoba untuk katakan sesuatu, “@ku bukan perempuan seperti itu. Ini adalah sebuah kekeliruan. @ku kira kita harus melupakan kalau ini pernah terjadi. ” tapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku. @ku hanya meraih dan membelai penis Martin yang besar dan lembut. Silvi duduk di tempat tidur, menciumku pelan. “Berbagi adalah menyenangkan Lusi. Dan kita semua adalah ‘pelacur kecil’ jauh di dalam bawah sana, ya kan?” ‘Pelacur’ kata itu berderik di dalam pikiranku. Tuhan, @ku adalah seorang pelacur, ya kan? Dan @ku tidak peduli, @ku hanya tahu bahwa @ku ingin berhubungan seks dengan penis yang besar ini lagi. Maka begitulah bagaimana cerita ini bermula. Tom yang malang tidak tahu kenapa @ku berteman baik dengan Martin dan Silvi. Tom masih suka berhubungan badan tiap seminggu sekali atau dua kali tetapi @ku masih susah merasakan dia di dalamku.

Adult Stories (18++) Part 2


 Petualangan Sex Ketika Reunian

Adult Stories (18++) Nama ku Anto Marwoto usiaku baru 30th berwajah standart namun teman-temanku sering memuji tubuhku yang atletis. Acara reuni sudah lama dimulai, ramai sekali suasana di tempat itu maklum sudah 5 tahun kita tidak bertemu sejak reuni terakhir tahun 2009. Karena cakupannya hanya reuni kelas maka suasana dibuat santai dengan permainan. Seperti permainan yang sedang aku dilakukan saati ini. Dalam permainan ini aku sengaja dibuat supaya dihukum berpasangan dengan Intan Ia datang sendiri. Aku hanya tersenyum saja, sementara itu Intan kelihatan sedikit kikuk.” Tenang saja Intan Aku tidak akan menelanmu,” bisikku. Ahhh Kita kan sudah lebih dewasa. Aku tahu posisi kita. It’s just a game. Teman-teman hanya iseng mau ngerjain kita. Gimana jika gantian kita yg ngerjain mereka”. Kali ini suaraku kubuat seserius mungkin. Ia hanya diam saja. Kugenggam tangannya dengan semesra mungkin. Teman-teman lain sudah riuh dan bersorak. “Gitu dong. Kenapa nggak dari dulu. Pas dan cocok sekali. . ” Intan yg tadinya tertunduk malu-malu kini mulai lebih berani. 

Adult Stories (18++) Kelihatannya ia yakin jika aku tidak akan berbuat macam-macam. Teman-teman memang agak berlebihan mengerjai kami. Kami disuruh untuk menggigit batang korek api dan memindahkan karet gelang yg digantungkan di batang yg kugigit. Dengan perlahan muka kami saling mendekat dan dengan beberapa gerakan yg agak membuat napas tertahan akhirnya karet gelang sudah berpindah ke batang korek yg digigit Intan. Semuanya bersorak dan Intan pun menghembuskan napas dalam-dalam seolah melepaskan beban di dalam dadanya. “Thanks To. Kamu sahabat yg baik,” katanya sambil menyalamiku. Aku hanya tersenyum dan menggerakkan bahu. Acara demi acara berlangsung dan akhirnya tiba acara makan. Aku mengambil makananku dan mencari tempat yg nyaman untuk menikmatinya. Di sebuah meja agak di sudut, terlihat seorang teman duduk sendirian. “Siska, kok sendirian saja. Boleh saya duduk di sini?” tanyaku. “Silakan saja. Untuk kamu semua kursi boleh kamu tempati. Kamulah bintang malam ini,” katanya menggodaku. “Terima kasih, pakaianku jadi sesak nih,” kataku membalas godaannya. Siska salah seorang bunga di kelas kami. Kelihatannya agak sombong, namun setelah mengenalnya sebenarnya ia seorang yg ramah dan baik. Ada beberapa teman baik yg sekelas maupun kelas lainnya yg mencoba mendekatinya, namun mundur teratur ketika mengetahui ia sudah memiliki calon suami mahasiswa kedokteran. Terakhir aku mendengar ia putus dengan dokter-nya dan menikah dengan seorang dosen. Ternyata teman-teman lainnya tidak ada yg mengambil tempat dan bergabung dengan kami. Kini kami hanya berdua saja. “Kamu mesra sekali dengan Intan tadi. Aku jadi iri,” ia berkata sambil menatapku. “Ah, itu kan kerjaan kalian semuanya.

Adult Stories (18++) Aku hanya menyesuaikan dengan irama permainan kalian saja. Dulu aku mau mendekatimu, tapi kalah dengan sang dokter. Ngomong-ngomong mana suamimu?” “Sudahlah, itu masa lalu. Hanya indah untuk dikenang. Suamiku lagi tugas belajar ke Jerman. Gimana pacarmu Isman?”. “Hussh. . , tanya saja sendiri”. “Kamu belum married juga. Gosipnya patah hati dengan Intan ya?” “Belum ketemu yg cocok saja”. Akhirnya kami mengobrol dan bercerita tentang diri kami. Ia sudah mempunyai seorang anak dan sekarang lagi dititipkan ke neneknya. Ia mendapat kamar di lantai 2 di ujung koridor, sendirian saja karena teman sekamarnya tidak jadi ikut acara reuni. Acara berakhir pada jam sepuluh. Beberapa teman belum mau beranjak dan terlihat masih mengobrol. Sebagian lagi sudah keluar dari ruangan dan berpindah ke lobby hotel. Aku ditarik untuk ikut bergabung dengan mereka. Supaya tidak mengecewakan maka aku pun berbaur dengan mereka. 

Adult Stories (18++) Setengah jam kemudian dengan alasan pusing dan lelah, aku berpamitan untuk ke kamar. Toh besok pagi masih ada acara bersama menikmati keindahan alam Kaliurang. Isman sudah tidak kelihatan batang hidungnya. Katanya ia ada keperluan keluarga dan menginap di rumah saudaranya. Ketika sampai di lantai dua, kulihat Siska sedang membuka pintu kamarnya. Ia menengok dan melihatku. Ia melambaikan tangan menyuruhku mendekat. “To, aku sebenarnya belum mengantuk. Tapi males ngobrol di bawah. Terlalu ramai dan riuh. Temani aku ngobrol di teras kamar yuk!” Aku menurut saja, masuk ke kamarnya dan terus menuju ke teras. Kamarnya masih berantakan. Sampai di teras kami duduk. Siska masuk sebentar dan keluar lagi dengan membawa dua kaleng soft drink. Kami mengobrol sampai pada masalah pribadi. “Bener kamu belum punya pacar?” tanyanya menyelidik. “Bener. Apa untungnya aku bohong padamu”. “Laki-laki biasanya begitu. Katanya belum punya pacar, ternyata anaknya sudah lima”. “Bener kok. Masih bujangan tulen”. “Apanya yg bujangan. Kupingmu?!!” katanya terkekeh dan mencibirkan bibirnya. Topik obrolan beralih ke dirinya. “Berapa lama suamimu tugas belajar?” “Tiga tahun. Tadinya aku mau diajak, tapi ibuku tidak mengijinkan. 

Adult Stories (18++) Beliau ingin aku masih di sini”. “Jadi tiga tahun ini kedinginan dong?” godaku. Ia diam dan pandangannya menerawang. Ditariknya napas dalam-dalam. Kami saling terdiam. Ia memainkan jemarinya. Aku jadi salah tingkah. Sementara gerimis mulai turun. “OK deh Sis, aku kembali ke kamarku dulu. Besok pagi masih ada acara lagi,” kataku. Ia masih diam membeku. Namun kemudian ia berdiri dan meraih tanganku. “Aku mengenal kamu sebagai orang yg tidak pernah serius. Kali ini aku bicara serius dan aku minta kamu juga menanggapinya serius. Kamu bilang tadi jika aku akan kedinginan. Aku tahu kamu cuma bercanda dan menggodaku. Tetapi setelah kurasakan ternyata malam ini aku memang sangat kedinginan. Baik tubuhku maupun hatiku. Kamu mau menghangatkannya?” “Sis, kamu sadar apa yg kamu katakan?” tanyaku. “Aku sadar sepenuhnya. Kamu mungkin memandangku sebagai perempuan murahan, tapi sejujurnya aku belum pernah berselingkuh sampai ketika kami mengobrol tadi. Aku tidak tahu mengapa tiba-tiba aku membaygkan malam ini menjadi sangat panjang dan dingin. Aku tidak ingin berpisah dengan suamiku, tapi aku. . tidak. . tidak. OK, jika kamu tidak bersedia tidak apa-apa dan aku percaya kamu bisa merahasiakan hal ini”. Aku diam sejenak. Siska memang terlihat sangat cantik dan matang. Kubimbing ia masuk ke kamar, menutup pintu teras dan mengunci pintu masuk. Ia memegang jariku, menatapku dan berbisik, “Thanks To”. Aku berbaring dengan pikiran menerawang. Sejujurnya aku pun ingin menikmati tubuhnya yg indah, namun rasanya hal ini terlalu mudah dan cepat sehingga aku tidak bisa mencernanya. Siska membuka ikatan rambutnya sehingga rambutnya tergerai sampai ke pungungnya.

Adult Stories (18++) Gaun malam yg dikenakannya sangat serasi dengan tubuhnya. Ia melemparkan syal yg dipakainya. Aku baru sadar jika gaunnya memiliki potongan V rendah di dada sehingga sebagian buah dadanya terlihat padat. Ia menghempaskan tubuhnya di sampingku. “To, apa pandanganmu terhadap diriku ini. Apakah aku seorang perempuan yg gampangan?” “Saya tidak akan menilai pribadi seseorang. Kamu sudah dewasa dan kamu bisa menilai dan memutuskan apa yg kamu lakukan”. Siska diam, tapi tangannya mulai mengusap lenganku dengan lembut. Kupeluk dia dari belakang dan kuciumi leher dan bahunya yg terbuka. Dipegangnya tanganku dan ditangkupkan ke dadanya. Kuremas buah dadanya perlahan. Siska merintih perlahan dan membalikkan badannya. Kami masih terus berpelukan, berciuman dan berguling-guling.

Adult Stories (18++) Ciuman dan remasanku semakin lama semakin ganas. Iapun mengerti jika nafsuku sudah mulai bangkit. Ia mendesah dan menggesek-gesekkan pipinya pada pipiku. Bibirnya mengulum daun telingaku dan mendesah. . “Ohh. . Anto. Enam bulan lebih aku kedinginan dan menunggu saat-saat seperti ini”. “Siska, aku akan memuaskanmu malam ini. . “, balasku sambil menciumi telinganya. Ia menindih tubuhku dan tetap menciumi bibir, leher dan pipiku sambil terus merintih dan merapatkan tubuhnya. Tangannya dengan cekatan membuka kancing bajuku. Kutarik retsluiting gaunnya dan kini bagian dadanya semakin terbuka lebar. Mulut dan lidahku menyusuri seluruh leher, telinga dan pangkal buah dadanya yg sedikit tersembul. Ia melepaskan pelukannya dan membuka gaunnya. Kulitnya yg putih diterpa lampu kamar yg remang-remang membuat silhouette di tubuhnya. Aku melepas kemejaku dengan tetap berbaring. Siska membuka kepala ikat pinggangku kemudian menarik kaitan dan retsluiting celanaku. Kini aku dan

Adult Stories (18++) Siska hanya mengenakan pakaian dalam. Siska berbaring telentang dan tangannya terjulur menyambutku. Kususupkan tanganku ke balik bra-nya dan kuremas putingnya. Ia tidak sabar lagi dan tangannya membuka kaitan bra-nya. Kini bagian dadanya sudah polos terbuka. Kubenamkan mulutku ke dadanya dan beraksi mencium dadanya yg padat kemudian menggigit belahan dadanya dan menjilati putingnya. Kejantananku mulai bereaksi ketika tangannya menyusup di celana dalamku. Pelan tapi pasti kejantananku mulai membesar sehingga terasa mulai mengganjal. Kunaikkan pantatku untuk mengurangi rasa tekanan kejantananku pada perutnya. Kemudian tangannya mengarahkan kejantananku sehingga kepalanya berada sedikit di bawah pusarnya. Tangannya ke bawah, kemudian meraba, mengusap serta memainkan penisku. Kini kepalaku bergerak ke leher, dada, menjilat putingnya dengan jilatan ringan kemudian terus ke bawah sampai di selangkangannya. 

Adult Stories (18++) Kusingkapkan celana dalamnya dan mulai menjilati dan memainkan tonjolan daging kecil di bagian depan vaginanya. Bibir vaginanya yg berwarna kemerahan kuusap dengan bagian dalam telunjukku. Ia membuka pahanya supaya memudahkan aksiku. Aku menggesekkan hidungku ke bibir vaginanya. “Lakukan To. . Teruskan. Ahkk!!” Ia menghentakkan kepalanya dengan keras ke atas bantal meluapkan kekecewaannya. Ia terhentak dan mengejang sesaat ketika clitnya kujilat dan kujepit dengan kedua bibirku. Kulepas dan kujepit lagi. Ia merengek-rengek supaya aku menghentikan aksiku dan segera melancarkan serangan terakhir, namun aku sendiri masih ingin menikmati dan melakukan foreplay. Beberapa saat aku masih dalam posisi itu. Tangan kirinya memegang kepalaku dan menekankannya ke celah pahanya. Tangan kanannya meremas-remas payudaranya. Kepalaku kembali bergerak ke atas dan menciumi sekujur dadanya. Tangannya berada di atas kepala sambil meremas ujung bantal.

Adult Stories (18++) Siska kelihatannya tidak sabar lagi dan dengan sekali gerakan tangannya melepaskan celana dalamku dan memegang kemudian mengocok penisku. Kini dibukanya celana dalamnya dan kepala penisku digesekkannya pada bibir vaginanya. Tanganku mengusap gundukan payudaranya dan meremas dengan pelan dan hati-hati. Ia menggelinjang. Mulutku menyusuri leher dan bahunya kemudian mencari-cari bibirnya yg sudah setengah terbuka. Aku bergerak sehingga posisi dadanya sekarang di depan mulutku. Putingnya yg berwarna kemerahan digesekkannya di ujung hidungku dan segera kutangkap dengan bibirku. Kami berguling sedikit dan sebentar kemudian ia sudah berada di atasku. Bibirnya dengan lincah menyusuri wajah, bibir, leher dan dadaku. Siska mendorong lidahnya jauh ke dalam mulutku, kemudian menggelitik dan memilin lidahku. Kubiarkan Siska yg mengambil inisiatif permainan. Sesekali lidahku membalas mendorong lidahnya. Kujepit putingnya dengan jariku sampai kelihatan menonjol kemudian kukulum dan kujilati dengan lembut. “Auhh, Ayolah Anto. . Teruskan. . Lagi,” ia merintih pelan. Kemaluanku mulai menegang dan mengeras. Kukulum payudaranya semuanya masuk ke dalam mulutku, kuhisap dengan kuat, dan putingnya kumainkan dengan lidahku.

Adult Stories (18++) Napas kami memburu dengan cepat dan badan kami mulai hangat oleh darah yg mengalir deras. Kami berguling. “Ayo puaskan aku sayg. . Ahh. . Auuh!” Siska mendesis ketika ciumanku berpindah turun ke leher dan daun telinganya. Tangan kiriku mulai menjalar di pangkal pahanya, kumasukkan jari tengahku ke belahan di celah selangkangannya dan kugesek-gesekkan ke bagian atas depan vaginanya. “Ahh. . Kamu pandai sekali”. Sementara itu tangan kananku meremas buah dadanya dengan lembut. Tangannya membalas dengan memegang, meremas dan mengocok penisku. Dengan liar kuciumi seluruh bagian tubuhnya yg dapat kujangkau dengan bibirku. Beberapa saat kemudian penisku mengeras maksimal. Kepalanya memerah dan berdenyut-denyut. Jari tengah kiriku kugerakkan lebih cepat dan tubuhnya kemudian berputar-putar menahan rasa nikmat. Pinggulnya naik dan bergoyg-goyg. Kupelintir puting payudara kirinya dan dan mulutku menjilati puting kanannya. Sementara itu jari kiriku tetap mengocok lubang vaginanya. Semakin cepat kocokanku, semakin cepat dan liar gerakan pinggulnya. Kepalaku bergerak turun perlahan sampai di selangkangannya dan segera mengambil alih pekerjaan jariku. Kubuka bibir vaginanya dengan jariku dan dinding vaginanya yg mulai basah oleh lendir agak kental dan lengket segera kujilati. Bibir vaginanya kugaruk dengan kumisku. Ia menggelinjang tidak karuan. “To. . Anto. . Aku juga mau merasakan penismu,”

Adult Stories (18++) Aku bergerak memutar sehingga penisku berada di depan mulutnya. Ia kemudian mengecup kepala penisku. Lidahnya membelah masuk ke lubang kencingku. Aku merasakan sensasi kenikmatan yg tidak terkira dan secara refleks aku mengencangkan otot kemaluanku. Buah zakar yg menggantung di bawahnya kemudian diisapnya dan dijilatinya sampai pangkal buah zakarku. Aku hanya menahan napasku setiap ia menjilati titik sensitif ini. Kami seakan berlomba untuk memberikan rangsangan pada alat kelamin pasangannya. Kami bergantian menikmatinya. Ketika ia mengulum, mengisap dan menjilat penisku aku menghentikan aksi lidahku dan menikmatinya demikian juga sebaliknya ketika klitorisnya kujilat dan kutekan dengan lidahku ia berdesis keras menahan rasa nikmat. Tangannya kadang menekan kepalaku dengan keras ke selangkangannya. “Putar To. Berguling, aku ingin di atas,” pintanya dengan manja. Aku berguling dan kembali kami melanjutkan aktivitas kami. Kini mulutnya dengan leluasa beraksi di penis dan area sekitar pangkal pahaku. Penisku sudah mulai terasa ngilu menahan sedotan mulutnya yg sangat kuat. “To, ayo kita masuk dalam permainan berikutnya. . ”

Adult Stories (18++) Dengan gerakan perlahan Siska berjongkok di atas selangkanganku dan mulai menurunkan pantatnya. Sebentar kemudian dengan mudah aku sudah menembus guanya yg hangat dan lembab. Kembali kurasakan sempitnya alur vaginanya. Pinggulnya bergerak naik turun dan aku mengimbanginya dengan memutar pinggul dan menaik turunkan pantat. Kakinya menjepit pahaku dan kadang dikangkangkan lebar-lebar. Kuciumi bahu dan dadanya. Beberapa kali kugigit sampai meninggalkan bekas kemerahan. Tangannya menekan dadaku sekaligus menahan berat badannya. Gerakan pinggulnya berubah menjadi berputar cepat dan semakin cepat lagi. Tak lama kemudian ia merebahkan tubuhnya merapat di atasku dan mulai menghujaniku dengan ciuman dan gigitan. Kini dadaku yg berbekas kemerahan di beberapa tempat. Aku mengambil posisi duduk dan kubalikkan tubuhnya ke arah berlawanan dengan arah kepalaku tadi. Kini aku berada di atasnya. Jepitan dan sempitnya vagina membuatku kadang melambatkan tempo dan berdiam untuk lebih rileks. Namun ketika aku diam jepitan dinding vaginanya ditingkatkan sehingga aku tetap saja didera oleh rasa nikmat luar biasa. Aku bergerak semakin cepat dan mulai kurasakan aliran yg tidak terkendali di tubuhku. Aku ingin segera mengeluarkannya namun aku harus memuaskannya terlebih dahulu. Aku menurunkan irama permainan. Kini ia yg bergerak-gerak liar.

Adult Stories (18++) Gerakan demi gerakan, teriakan demi teriakan dan akhirnya Siska sampai ke puncak sesaat kemudian setelah mengeluarkan teriakan keras dan panjang. “Aachhkk. . Anto. . Ouhh”. Tubuhnya mengejang dan pantatnya naik. Untuk memaksimalkan kepuasannya maka kutekankan penisku ke dalam vaginanya. Ketika dinding vaginanya berdenyut, maka kubalas dengan gerakan otot keggelku. Iapun kembali mengejang setiap kali otot keggelku kugerakkan. Sejenak kami beristirahat tanpa mencabut penisku. Kami saling mengusap tubuh satu sama lain. Sesaat kemudian kami membersihkan diri dan kembali berbaring bersebelahan. “Kamu memang gombal. Laki-laki memang tukang tipu. Kamu bilang masih perjaka. Jika melihat permainanmu tadi pastilah sudah banyak wanita yg jadi korbanmu,” katanya ketus sambil mencubit pahaku. “Aduuhh. Nggak ada yg jadi korbanku. Malahan kadang aku yg jadi korban. Atau kamu merasa jadi korbanku?” tanyaku serius. Ia diam dan kelihatan bingung menerima pertanyaanku. “Ahh. Sudah kamu memang dari dulu ngeyel, nggak mau kalah, usil, nyebelin meskipun jika nggak ada kamu memang suasana kelas jadi sepi”. “Jadi sekarang gimana. . ?” Tanyaku. “Ya dilanjut dong. 

Adult Stories (18++) Aku kan masih ingin lagi. . ” Ketika gairah kami kembali bangkit aku memeluknya kembali. Kami kembali berciuman dan saling merangsang untuk meningkatkan gairah kami. Kali ini kami melakukan pemanasan agak lama sampai ketika penisku sudah mengeras maksimal dan vaginanya sudah mulai basah, Siska lalu mengangkang dengan satu kaki dilipat lututnya. “Ayo To, kita lakukan lagi!” Dengan cepat aku menindih tubuhnya dan penisku segera beraksi menggenjot vaginanya. Setelah beberapa lama maka kuberikan isyarat untuk doggy style. Ia mendorong tubuhku supaya dapat mengambil posisi tengkurap. Ia sudah membelakangiku dalam keadaan berbaring. Diremasnya penisku dan diarahkan ke vaginanya. Pantatnya dinaikkan sedikit dan dengan mudah penisku menyusup di belahan vaginanya. Kugenjot lagi vaginanya. Kurebahkan badanku di atasnya. Kami berciuman dalam posisi ia tengkurap, sementara kemaluan kami masih terus bertaut dan menjalankan kegiatannya. Aku menusuk vaginanya berulang kali. Ia pun mendesah sambil meremas sprei di dekatnya. Aku berdiri di atas lututku dan kutarik pinggangnya. Kini ia berada dalam posisi menungging dengan pantat yg disorongkan ke kemaluanku. Setelah hampir dua puluh menit permainan kami yg kedua ini, Siska semakin keras berteriak dan sebentar-sebentar mengejang. 

Adult Stories (18++) Vaginanya terasa semakin lembab dan hangat. Kuhentikan genjotanku dan kucabut penisku. Siska berbalik telentang dan sebentar kemudian aku naik ke atas tubuhnya dan kembali menggenjot vaginanya. Akhirnya aku merasa hampir mencapai puncak dari kenikmatan ini. Kutarik buah zakarku sehingga penisku kelihatan agak memanjang. “Siska, kayaknya aku nggak tahan lagi, aku mau keluar,” teriakku. “Ouhh. . Tunggu dulu. . Sebentar lagi. . Kita sama-sama. . ” Napas kami semakin terengah-engah. Kukendorkan sebentar otot keggelku dan kemudian kukencangkan, kutahan dan kugenjot lagi dengan cepat. Kupercepat gerakanku. Akhirnya tak lama kemudian kami bersama mencapai titik kenikmatan tertinggi. Aku menyemprotkan spermaku terlebih dahulu. Siska semakin cepat menggerakkan tubuhnya supaya tidak ketinggalan dan tak lama Siska pun mendapatkan puncaknya ketika penisku masih menyemburkan sisa-sisa lahar kenikmatan. Setelah itu kami terbaring lemas. Sekitar jam empat dini hari kami sudah bergumul lagi dengan liarnya. Hampir satu jam kami menuntaskan gairah kami. Jam setengah enam aku kembali ke kamarku. Selang lima menit Isman datang. Ia menatapku dengan sorot mata heran melihat mataku yg memerah. “Kamu nggak tidur semalam?” tanyanya. “Tidur, cuma nggak nyenyak aja,” kataku jujur. 

Adult Stories (18++) Aku kan sempat tertidur juga sambil memeluk Siska, meskipun paginya harus mengeluarkan energi ekstra. “Udah, lu tidur lagi aja. Acara nanti paling mulai jam delapan. Aku mau ke bawah dulu minum kopi,” katanya lagi. Jam setengah delapan aku terbangun dan langsung mandi. Jam delapan kurang sepuluh aku sudah ada di restauran dan menyelesaikan sarapan dengan cepat. Jam delapan aku sudah ada di depan hotel bersama-sama dengan teman-teman lainnya. Seperempat jam kemudian kami sudah berada di Taman Wisata Kaliurang. Kami berjalan sambil bergurau naik turun bukit dan menikmati panorama Kaliurang. Aku berjalan di samping Intan. Aku teringat saat SMA ketika kami sekelas mengadakan acara santai di sebuah lokasi wisata pegunungan. Aku selalu menempel Intan dan membantu membimbing tangannya ketika melewati jalan yg sempit atau curam. “Capek In?” tanyaku. “Ah enggak. Gimana tidurnya, nyenyak?” tanyanya seolah menyelidik. Aku jadi kikuk dan merasa bersalah. Ada perasaan seolah-olah ia tahu apa yg terjadi semalam. Padahal mungkin saja ia hanya sekedar berbasa-basi. “Yah bisa juga tidur, tapi udara terlalu dingin. Jadi sering terbangun dan buang air kecil,” kataku. Tiba-tiba sekelompok teman yg lain mendahului kami dan berkata. . , “Silakan bernostalgia. Kami tidak akan mengganggu kalian kok”. Kemudian pecah suara tawa berderai. Aku hanya tersenyum dan melambaikan tangan. “Cepat kalian jalan di depan. 

Adult Stories (18++) Kami juga tidak mau diganggu,” kataku. “Tapi ingat lho. Jika berduaan jangan di tempat sepi, bahaya!” celetuk seseorang. Siska yg berada di dalam rombongan itu melihatku dan tersenyum. Akhirnya setelah makan di alam terbuka kami kembali lagi ke hotel sekitar jam dua belas siang. Acara reuni akan berakhir jam tiga dan jam dua sudah harus check out. Isman sudah nggak ketahuan lagi perginya. Iseng-iseng kutekan nomor kamar Siska di telepon kamar. “Hallo. . ” terdengar suara Siska. “Hallo say, udah beres-beres?” tanyaku. “Ini lagi masukin pakaian,” “Perlu bantuan?” tanyaku lagi. Ia tidak menjawab dan meletakkan gagang teleponnya. Aku berpikir sejenak dan akhirnya kuputuskan untuk ke kamarnya saja. Paling tidak aku harus bicara apa yg telah terjadi semalam. Kuketuk pintu kamarnya. “Room service,” kataku dengan suara agak berat. “Masuk saja,” katanya. Aku masuk ke dalam kamarnya dan ia kelihatan terkejut melihatku. “Kamu lagi. Nggak bosan-bosannya berbuat iseng”. “Aku juga nggak bosan dengan kamu kok,” Mukanya memerah. “Ngerayu lagi. Udah sana beresin pakaianmu sana. 

Adult Stories (18++) Sebentar lagi kita udah diusir sama suaminya Tini”. Siska sudah berganti pakaian dengan kemeja pink tipis dan celana jeans ketat. Bra-nya yg berwarna hitam dengan model tanpa tali bahu terlihat di balik kemejanya. Ia duduk di atas ranjang dan aku memeluk dari samping, sambil bibirku mulai bekerja menciumi daerah leher, pelipis dan sekitarnya. “Udah To. Sebentar lagi kita harus check out,” katanya sambil berusaha melepaskan pelukanku. “Kita masih punya waktu sedikit lagi kan?” kataku yakin. Ia ragu-ragu tapi kemudian kurasakan ia menyerah dalam pelukanku. Angin pegunungan bertiup agak kencang sehingga Siska menggigil. Tanganku dipegangnya dan didekapkan di dadanya. 

Adult Stories (18++) Kubisikkan di telinganya, “Daripada kita kedinginan lebih baik kita panaskan dulu suasana ini!” Ia tidak menjawab namun tubuhnya bergerak dan duduk di pangkuanku. Kemudian tangannya menggelayut di leherku. Kami berpelukan di atas ranjang. Tak lama kemudian tubuh bagian bawahnya sudah telanjang, sementara aku sudah telanjang bulat. Aku sengaja belum membuka bajunya karena ingin menikmati pemandangan di depanku ini. Tubuh yg putih mengenakan pakaian tipis terbuka di atas sedang berbaring di ranjang sementara di bagian pangkal pahanya terbayg sejumlah rumput hitam yg rapi mengitari sebuah telaga. Ia membuka pahanya sehingga telaganya yg berwarna kemerahan sangat menantang. Aku hanya diam dan mengelus-elus perutnya. “Kamu cuma akan begini terus atau. . “. Belum habis kata-katanya kucium bibirnya dan aksiku pun segera berlanjut. Kutindih dan kujelajahi sekujur tubuhnya dengan jariku. Mulutnya mendekat ke telingaku dan berbisik. . “Ouuhh. . Anto. . Terserah kamu apapun yg akan kau lakukan. . “. “Aku akan memuaskanmu. . ” kataku membalas bisikannya. “Ouhh. . Apa. . Saja. Akhh. . !” Dari bibir lidahku turun ke dada dan ke samping, mengecup pinggul dan pinggangnya, kemudian ke arah pahanya. Hidungku kutempelkan di bibir vaginanya. Tercium aroma harum dan segar. Kulebarkan pahanya kuberikan rangsangan di sekitar pangkal pahanya tanpa menyentuh vaginanya. Ketika kugigit pahanya sampai merah ia memekik. “Antoo. . Jangan. . Sudah To!” pekiknya. Kepalaku kembali ke dadanya dan kuminta dia untuk berguling ke atas. Dengan cepat kami berguling. Kuraih bagian bawah bajunya dan dengan cepat kulepaskan lewat kepalanya. Kukecup gundukan payudaranya yg keluar dari cupnya. Bra-nya dengan sekali jentikan jariku kemudian terlepas. Kusambut payudaranya dengan jilatan lidahku melingkari sekitar puting dan dengan sekali jilatan halus. Siska menekan pangkal payudaranya sehingga payudaranya seperti mengencang. Siska kemudian membawa payudaranya ke mulutku dan kusambut dengan rakus seperti bayi yg sedang kehausan susu ibunya. 

Adult Stories (18++) Kugantikan posisi tangannya dan kuremas. Ujung putingnya kujilat dan kumainkan dengan gigitan lembut bibirku. Ia semakin terangsang dan ingin segera mendaki lereng kenikmatan. Tangannya mengocok penisku dengan lembut. Dikecupnya kepala penisku, diratakannya cairan bening yg sudah mulai keluar dari lubang kencingku dengan mulutnya. Aku menahan napas ketika lidahnya menjilati lubang kencingku. Kini ia jongkok di atas pahaku dan mulai mengarahkan penisku ke dalam liang vaginanya. Peniskupun masuk ke dalam liang vaginanya. Kukeraskan ototku sedikit dan Siskapun mulai menggerakkan pantatnya. Ia seperti penunggang kuda yg sedang memacu kudanya. Pantatnya bergerak naik turun dengan cepat. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku serta meremas dan mengulum payudaranya. Gerakannya semakin cepat dan erangannya makin sering. Aku mengubah posisiku menjadi duduk dan memeluk pinggangnya. Kami berciuman dalam posisi Siska duduk di pangkuanku. “Aagghh. . Anto. . ,” teriaknya. Kudorong dia ke arah yg berlawanan dengan posisi semula. Kini aku berada di atasnya dan mulai mengatur irama permainan. Bibirku bergerak ke leher dan menjilatinya.

Adult Stories (18++) Tangannya mengusap punggung dan pinggang sampai pantatku. Tanganku meremas lembut payudaranya dari pangkal kemudian kutarik ke arah puting. Kutarik putingnya sedikit dan kujilati sekitarnya yg juga berwarna kemerahan. Kutekan payudaranya dengan telapak tangan dan kuputar-putar. Kususuri buah dadanya dengan bibirku tanpa mengenai putingnya. Ia bergerak tidak menentu. Semakin ia bergerak maka payudaranya ikut bergoyg. Jilatanku makin ganas mengitari tonjolan kemerahan itu. “To. . Aku. . Isep. . Isep dong. . Yg,” pintanya. Aku masih mempermainkan gairahnya dengan jilatan halus di putingnya itu. Siska mendorong buah dadanya ke mulutku, dan putingnya langsung masuk ke mulutku, dan kukulum, kugigit kecil serta kujilat bergantian. Lumatan bibirku di puting Siska makin ganas. Ia semakin liar bergerak “Aagh. . “, ia memekik-mekik. Vagina Siska makin lembab, namun tidak sampai banjir. Siska langsung mendesis keras ketika merasakan hunjaman penisku yg menyodoknya bertubi-tubi. Tangannya mencengkeram punggungku. Gerakan naik turunku diimbangi dengan memutarkan pinggulnya. Semakin lama gerakan kami semakin cepat dan liar. Ia semakin sering memekik dan mengerang. Kuku tangannya kadang mencakar punggungku. Kutarik rambutnya dengan satu tarikan kuat, kukecup lehernya dan kugigit bahunya. “Ouhh. . Ehh. . Yyeesshh!” Kugenjot Siska dengan cepat dan menghentak-hentak. 

Adult Stories (18++) Kuganti irama gerakanku. Kumasukkan penisku setengahnya dan kucabut sampai tinggal kepalanya yg terbenam beberapa hitungan dan kemudian kuhempaskan pantatku dengan keras. Siska pun menjerit tertahan dan wajahnya mendongak. Pinggulnya yg tidak pernah berhenti untuk bergoyg dan berputar semakin menambah kenikmatan yg terjadi. Jepitan vaginanya yg menyempit ditambah dengan gerakan pinggulnya membuatku semakin bergairah. Aku menurunkan irama untuk mengurangi rasa nikmat yg meledak-ledak. Penisku kubiarkan tertanam di dalam vaginanya dan kemudian aku menggerakkan otot kemaluanku. Terasa penisku berkontraksi mendesak dinding vaginanya dan ketika aku melepaskan kontraksiku, kurasakan dinding vaginanya menyempit meremas penisku. Hanya suara desahan yg terdengar di dalam kamar. Ia memberi isyarat untuk menyelesaikan permainan ini. “Aku ingin merasakan panasnya lahar gairahmu,” ia mendesah. Kembali kami berpelukan dan bergerak liar tanpa menghiraukan tubuh kami yg basah oleh keringat. 

Adult Stories (18++) Siska semakin cepat menggerakkan pantatnya sampai penisku terasa disedot oleh satu pusaran yg sangat kuat. Siska meremas rambutku dan membenamkan kepalaku ke dadanya, betisnya menjepit erat pinggulku. Badannya meronta-ronta, kepalanya bergoyg ke kiri dan ke kanan, tangannya semakin kuat menjambak rambutku dan menekan kepalaku lebih keras lagi ke dadanya. Aku pun semakin bergairah untuk menghujani kenikmatan kepada Siska yg tidak berhenti mengerang. “Aahh. . Sshh. . Sshh ” Gerakan tubuh kami semakin liar dan cepat. “Ouoohh. . Nikmat. . Aku. . Sam. . Pai. . ” Aku mengangguk dan ia pun memekik panjang, “Ya . . Ayo. . Aahhkk. . !” Aku mengencangkan otot kemaluanku dan menghunjamkan penisku ke dalam vaginanya. Nafasnya tercekat sejenak dan kemudian keluarlah erangannya. Tubuhnya kami mengejang bersama-sama. Kakinya memperketat jepitan di pinggulku. Sedetik kemudian spermaku sudah memancar di dalam vaginanya. Kami menjerit tertahan. . “Aww. . Aduuh. . Hggkk” Sunyi sejenak di dalam kamar. Hanya ada suara napas memburu yg kemudian berangsur-angsur menjadi tenang. Sayup-sayup suara angin berdesir terdengar berirama. Setelah napas kami tenang kupeluk ia dengan mesra. “Sis. . ” “Hee. . Ehh”. “Sejujurnya aku tak pernah berpikir akan terjadi hal seperti ini”. Ia diam dan matanya agak memerah.

Adult Stories (18++) Bibir bawahnya digigit. “Aku juga tidak tahu kenapa ini terjadi. Aku sangat kesepian dan memerlukan kehangatan. Tetapi mengapa ini terjadi?” ia mengeluh dan menutup mukanya. “To. . Sudah kepalang basah sekarang. Jika kamu belum mau pulang ke Jakarta nanti malam aku masih menginginkannya lagi. Tapi tidak di sini. Kita pindah ke Yogya, sekitar Malioboro saja yuk”. Kutatap matanya untuk memastikan kata-katanya. Ia mengangguk dan berkata, “Seperti kataku tadi, sudah telanjur basah ya mandi saja sekalian. . ” “Aku mengerti, tapi aku juga tegaskan bahwa ini adalah just for fun. Aku tidak ingin kamu berpisah dengan keluargamu. Aku hanya ingin membantu melepaskan dahagamu saja,” kataku. “Aku juga tidak ingin kehilangan keluargaku,” katanya tegas. Akhirnya acara reuni berakhir dan aku masih melanjutkan reuniku hanya berdua dengan Siska di Yogyakarta. Ketika kami berpisah keesokan harinya, ia mengecup pipiku dan berbisik. . “Tahun depan kamu harus ikut reuni lagi”. Artinya?